Sabtu, 17 September 2016

Menyulam Luka (7) Sejumput Rasa



" Ga ikut ke kantin, Non?" tanyaku sambil nyelonong masuk ke ruangan Nia. Gadis berjilbab lebar ini terlihat sedang sibuk membereskan kertas-kertas di mejanya. Dia terlihat anggun, ga sedikitpun wolfis biru yang menutupi punggung dan dan dada itu mengurangi luwes geraknya. Kecantikan alami yang memancar dari keimanan.

"Aku sholat dulu, Vin. Biar makan siang lebih nyaman nanti. Kita ke musholla dulu yuk, kamu belum sholat juga kan?,"ajaknya. 

"Baiklah, Nona..," dengan sedikit membungkukkan badan, kusilangkan tangan kanan di dada. Nia tertawa sumbringah. 

***

Wangi parfum itu sudah kukenal. Ah, sejak kapan? Aku juga lupa mulanya dari mana. Tapi aku tahu pasti, lelaki itu sedang berada disini. Saat sholat berjamaah akan dilaksanakan, dia kulihat dipersilahkan ke depan. Imam.

Ternyata benar kalimat yang kubaca dari buku milik Nia kemaren. Jika disadari, ketika kita melaksanakan sholat tepat waktu, saat itulah sesungguhnya kita sedang beristirahat. Membasuh wajah kaki, tangan dengan air wudhu pastinya menyegarkan. Jika dari pagi hingga masuk waktu dzuhur kita disibukkan dengan berbagai pekerjaan, sensasi dinginnya air wudhu akan menghilangkan rasa gerah dan lelah. Ditambah lagi bila kita bisa khusuk dalam rakaat demi rakaat. Seolah bercakap dan merayu Allah. Subhanallaah..nikmat. Fabiayyi alaa 'iraabikumaa tukadzdzibaann.

Nia terlihat khusuk dengan doa panjangnya, meskipun satu per satu jamaah sudah keluar. Entah apa yang dia pinta pada Allah, aku tidak tahu. Atau doanya sama denganku tadi? Mohon diberikan jodoh yang baik dan sholeh? Ah, entahlah. Kulipat mukena biru yang baru saja ku lepas. Dari balik pembatas shaf laki-laki dan perempuan terlihat olehku punggung lelaki itu kembali. Terpekur, sambil khidmat membaca mushaf kecil di tangan kanannya. Sempurna !

"Yuk, ke kantin," ujar Nia mengajakku. Aku gelagapan. 
"Ok, Pren..," jawabku nyengir. Sambil berdoa dalam hati agar Nia tak menangkap tatapanku tadi. Malu!

***

"Ciyeee..yang ditelponin," Dwi menggoda Nia yang baru saja menerima telfon.

"Dwi, kamu apaan sih..orang ditanyain berkas-berkas sertifikasi kok," jawab Nia sambil menimpuk Dwi dengan bantal dholphin biru putih yang sedari tadi dipeluknya.

Biasanya setiap malam kami memang begini. Ngumpul-ngumpul dan bercerita. Entah itu di kamar Dwi, Nia atau kamarku. Ada-ada saja yang dibahas. Mulai dari pekerjaan kantor, katalog baru berbagai fashion atau membahas kisah-kisah masa lalu. Kami akrab sekali. Berteman, tetapi sudah seperti sekeluarga. 

"Iyaaa..sembari nanyain berkas bisa nanya-nanya kabar juga kan, Non. It's Ok..Honey. Kita-kita sudah pada wajib nikah lho, Bang Fadhil keren, santun, sholeh. Cocok deh sama kamu," sambung Dwi lagi.

Nia cuma tersenyum menanggapi. Gurauan-gurauan seperti ini sudah seperti menu harian para gadis dimana saja. Bisa dihentikan hanya ketika sudah menikah. Jadi biarkan sajalah.

Aku yang sedari tadi khusuk membaca lanjutan buku yang kemaren di pojok kamar Nia tiba-tiba kehilangan konsentrasi demi mendengar celotehan Dwi. Wadduh..ada apa ini Vinny? kenapa ada yang bergemuruh? Bukan, bukan dari langit. Tapi disini. Dimana? Didadaku. Kenapa ini? Entahlah..

Mungkin, mungkin karena sejumput rasa. Tiba-tiba wajah teduh lelaki yang mengimamiku tadi berkelebat indah. Bolehkah?



14 komentar:

  1. aku ketinggalan jauh nih uni? udah ke 7 ajahh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..iya, Mas Ian...uni cicil2..hihi. Makasih ya, kunjunganya...:)

      Hapus
  2. Selalu posting di fb bang ian..tp aku juga suka kelewat..ulang aah dari awal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Sa..episod selanjutnya Uni tag ke Lisa deh..biar ga kelewat..hehe...:)

      Hapus
  3. Selalu posting di fb bang ian..tp aku juga suka kelewat..ulang aah dari awal

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah saya tidak ketinggalan teman-teman. Makin penasaran nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..makasih, Mbak Nindy..dah setia membaca..siaap, akan uni lanjutin..

      Hapus
  5. penasaran ma ending nya kk helen :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedikit lagi kelar..ditunggu ya, Diah..makasih sudah berkunjung..:)

      Hapus