Tentang Perjalanan

"Hidup adalah tentang sebuah perjalanan, dimana seseorang yang diam menetap tidak akan bisa berkembang sedangkan yang berpindah-pindah selalu mendapatkan kejutan dari sang pencipta yang membuat kita berbeda dari orang lain."

Tentang Kehidupan

"Jangan takut oleh kemarahan orang sehingga kita takut berkata dan bersikap jujur."

Tentang Kesungguhan

"Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan."

Tentang Kebijaksanaan

"Orang bijak menemukan kebijaksanaannya melalui kerasnya kehidupan."

Tentang Kesabaran

"Sejak kita menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan, sejak itu pula kesabaran menjadi kewajiban kita."

Senin, 29 Februari 2016

Indonesia dan Secangkir Kopi

Langit mulai menjingga. Ku seduh secangkir coffemix dengan menambahkan sedikit gula. Seujung sendok saja, biar bertambah kenikmatannya. Oh, Kopi...entah sejak kapan aku mencandumu. Lalu ku alihkan pandangan pada sederet buku dilemari. Ada beberapa yang sama sekali belum kubaca. Bahkan sampul plastiknya masih utuh. Memang setiap bulan setidaknya kubeli dua atau tiga buku, tapi pada kenyataannya, aku hanya bisa menyelesaikan membaca 2 buku saja setiap bulan. Kecuali novel, dalam waktu kurang dari 48 jam selesai kulahap. Apalagi jika bahasanya asik dan alurnya menarik, selalu tak sabar pengen tahu endingnya.



Kuambil sebuah buku, karangan penulis kebanggaanku. Salim A Fillah. Sebetulnya buku ini sudah lama ada, tapi belum tuntas kubaca. Lapis-lapis Keberkahan. Jadi teringat film Ketika Mas Gagah Pergi, Kalau tidak salah, Mas Gagah juga memegang buku ini ketika adegan pulang dari Ternate. Alhamdulillah..Sore menjelang senja nan sangat indah. Lengkap sudah bekalku menuju teras rumah, secangkir kopi, sepotong roti tawar, dan sebuah buku. Sambil menunggu Pangeranku pulang, kularut dalam rangkaian aksara penuh makna. Terimakasih Tuhan.

Baru seperempat jam, tiba-tiba tetangga datang bertandang. Segera kututup buku dan menyambutnya riang. " Uni, apakabar?,. Ghani makin lucu, ya..."sapaku. Wanita paruh baya tetanggaku ini adalah seorang guru SMA. Punya seorang balita. anak pertama yang selamat terlahir dari rahimnya setelah beberapa kali keguguran akibat virus toxoplasma. Sebelum sembuh dan terbebas dari virus tersebut, dokter belum membolehkan hamil. Sampai akhirnya hasil tes laboratorium menyatakan negatif, tak adalagi virus, dan beberapa bulan kemudian ibu ini hamil. Lahir lah seorang  bayi tampan. Muhammad Ghani. 

"Alhamdulillah,baik" Lalu terlarutlah kami dengan pembicaraan dengan tema "gado-gado". Tentang Syiah, LGBT, JIL dan permasalahan-permasalahan lain yang belakangan muncul dinegara ini. Bahasan berat, tapi nyata adanya. Sejenak terlintas difikiranku, " Duhai Pak Presiden, apakah bapak serius mau membenahi bangsa ini?, sungguh kami kawatir dengan generasi yang akan datang". 

Ketika burung-burung terlihat sudah kembali pulang, Ibunya Ghani juga pamit. Kami sepakat untuk selalu menyertakan  dalam setiap doa panjang kami agar bangsa kita dilindungi. Bangsa ini terlalu berharga jika harus diacak-acak.

Disela tegukan terakhir kopi yang setia menemani dari tadi, telfon genggamku berbunyi. SMS dari Sang Pangeran " Sayang, Uda balik kesekolah lagi, ya..tadi saat dijalan uda baru ingat, flashdisk uda ketinggalan. Insyaallah 10 menit lagi Uda sampai di rumah"

"Ok, Cinta" balasku singkat via SMS. Kuberanjak kedalam, mempersiapkan diri untuk menemui-NYA. Sang Penggenggam Dunia. Allah..






Si Seksi Nan Kemayu



Aiiiiih..,lembut nian suaramu. Sedikit serak, berintonasi dan agak merayu. Gerakmu juga gemulai, melenggok dan berayun seperti penari. Setiap hari aku digoda. Kamu slalu menguntit dan memperhatikan gerak-gerikku. Sesekali kamu menatapku sendu, seperti gadis kecil yang lagi ngeliat penjual es krim, tapi ga brani meminta. Memandang saja dengan mata seperti setengah terbuka, pura-pura menghiba. Berharap sang ibu mengerti dan akhirnya membelikannya. Ah..ada-ada saja.

Saat itu kamu datang ke rumahku. Entah darimana,bener-bener kelihatan kusut masai. Langkahmu lunglai. Aku tak tega memandangmu. Sebetulnya aku juga ga suka kamu. Malah geli jika deket-deket. Tapi sesama makluk Tuhan, kuputus untuk mengizinkanmu masuk rumahku, dengan catatan, jangan pernah membuat ku jengkel. Idiiih..kejam..

Beberapa bulan bersama, kulihat kamu semakin cantik saja. Tubuhmu ga lagi kusut dan mulai gendut. Bagaimana tidak, kamu ga suka kotor, apa yang kuberi langsung disantap. Roti, biskuit, kerupuk bahkan sayurpun kamu suka...hahhaha

Ada satu kebiasaanmu yang bikin aku heran ngeliatnya. Pose tidurmu itu lho..telentang seperti bayi yang lagi tidur pulas dengan kedua tangan diangkat keatas, menyerah. Terus kakimu yang lain berselonjor kebawah. Ga begitu lurus, tapi tetep saja aneh terlihat.

Diawal datang, kukira langkah lunglaimu mungkin karna lemes. Tapi sampai sekarangpun tetep saja kemayu. Melangkah satu-satu dan lambat, seperti ngeliat replay tayangan bola yang masuk ke gawang. Pelan tapi pasti. Dan ketika lagi menulis inipun kamu menatapku sendu, mungkin karna diluar hujan dan kedinginan. Ah...Kucing ku..

Jumat, 26 Februari 2016

Andaikan Allah Pemarah

Terkadang kalau direnungkan hidup ini apalah, Hanya persinggahan sebentar lalu pulang. Kembali ke kampung halaman bergiliran, nunggu antrian saja. Nomer urut keberapa juga ga jelas. Kadang-kadang bisa saja dipanggil duluan, meskipun dalam kondisi segar bugar. 

Mati ga menunggu sakit, ga menunggu kaya, ga menunggu besok. Kalau giliran sekarang, ya sekarang juga. Minta ditunda sebentaaaaar saja, malaikat maut ga mau kerja diluar SOP, disogok juga ga bakalan bisa. Militan banget..

Konon kabarnya dunia ini hanya sebentar buat ngumpulin bekal. Kira-kira waktunya seumpama antara adzan dan iqomat. Tapi lupa lagi..lupa lagi..lupa lagi. Lupa sering kumat saat hati sedang bahagia. Jika lagi dilanda duka..barulah merengek dan tersedu-sedu pada-NYA.

Ah...andaikan Allah Pemarah..
Entah apa jadinya kita..

Sekarang bikin dosa, sadar lagi..tobat lagi, di ampuni..
Besok khilaf lagi..ingat lagi...tobat lagi, di ampuni..

Azab Allah tangguhkan, kecuali dosa pada orang tua akan Allah segerakan azabnya di dunia. Bagaimana jika berlaku untuk semua dosa?..hancurlah kita..!!!. Syukurlah Allah Maha Penyayang, masih dinanti-nanti sedu sedan pengakuan kita. Taubatan Nasuha. Tapi kapan ditutupnya pintu tobat siapapun tiada yang tau. Diintip-intip juga tiada guna. Rahasia !!

Yaaaa, Robbiiii..
Jahatnya Syaitan-syaitan itu . Tak kehabisan ide dia menipu daya. Dosa kelihatan indah, Jalan pahala dibikinnya berat. Begitu semangat mereka mewujudkan sumpahnya " Izinkan kami menggoda anak cucu adam". haaaah..

Semakin lama dunia ini seperti rimba belantara. Hanya yang kokoh imannya yang tak tergoda. Kesembrawutannyalah yang kadang menggiring kearah lupa atau pura-pura lupa. Mudahnya kami memberi dispensasi pada diri. 

" Ah, sedikit tidak apa-apa, orang aja berbuat lebih parah"

"Bukankah waktunya masih panjang..sholatnya nanti saja"

"Istri kita kan tidak tau..jajan yuk"

"Biar saja, dosa mereka yang tanggung kok..buat apa pusing-pusing mengingatkan"

......


......


Braaaaaaaak. Tiba-tiba semua gelap, Saatnya nyawa dicabut. 
Malaikat maut menggeleng-geleng. 
Game Over, Brayy.. !!

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un..




Kamis, 25 Februari 2016

"Karupuak Kuah" Pantai Padang

Terkadang jadi orangtua itu harus pinter atur strategi, apalagi jika punya punya balita yang merengek minta jalan-jalan di akhir bulan. Padahal dompet ditanggal-tanggal kritis biasanya menipis. Sebenernya sih kelihatan tebal, tapi yang berderet didalamnya bukanlah uang ratusan ribu, tapi kartu-kartu. Ada Kartu Tanda Penduduk, Kartu BPJS dan ada satu lagi yang nyelip, Kartu Sabar..hehehe..

Nah, jika kejadian ini menimpa Anda yang tinggal dikota Padang dan sekitarnya, saya kasih solusi. Biasanya anak-anak klo dibawa ke mall ato ketempat yang banyak jual mainan suka bikin mumet kan, ya?..minta dibeliin mainan ini dan itu. Nyampe rumah tuh mainan tergeletak sembarangan, kadang seperti dimutilasi. Sebuah boneka dipreteli,  tangannya terdampar dibalik pintu, kepalanya di ruang tamu. Jadilah si Boneka tanpa kepala dan lengan. Klo tak dipenuhi, mereka biasa merengek bahkan menangis kencang cari perhatian ditengah keramaian. Seolah-olah kita adalah orangtua kejam yang ga mau nyenengin hati anak. Huaaaaaa.....Huaaaaa.... (pernah kejadiankah?)

Jadi bagaimana ?, jika Anda bingung, tapi kasihan liat anak, bawa saja anak anda ke Pantai Padang. Subhanallah.. Pantai Padang sudah makin Rancak sekarang kawan. Ga da lagi tenda-tenda ceper yang sering dijadikan tempat bermaksiat. Lapak-lapak yang mengganggu pemandangan disepanjang pantai juga sudah tidak ada.Pantai Padang telah "disulap" oleh Walikota beserta jajarannya menjadi rapi, asri dan bersih sehingga menambah kenyamanan pengunjung. 

Pantai Padang


Kenapa tadi saya sarankan bawa anak-anak kesini ?, karna selain view nya bagus ada lagi cemilan murah meriah berjejer di area pantai. Saya jamin, dengan uang 50 ribu saja, Anda dan pasangan beserta anak sudah puas menikmatinya. Haaa? 50 ribu cukup?, untuk beli cemilan apa itu?

Karupuak Kuah

Cemilan itu bernama "Karupuak Kuah". Yaitu kerupuk ubi yang di beri kuah sate dan ditaburi mie. Hmmm, meskipun keliatan sederhana, tapi jajanan ini KKN juga, Kriyuk Kriyuk Nikmat. Kerupuknya lebar dan mengenyangkan. Harga nya berkisar 5ribuan untuk satu kerupuk plus kuah sate dan mie. Kuah Sate Padang itu rasanya beda lho...coba aja.. :)


Karupuak Kuah

Jika sikecil sudah bosan main dibibir pantai, anda bisa ajak mereka ke Taman Muaro Lasak yang lokasinya tidak jauh dari sana. Tempat yang nyaman dan aman jika anak-anak bermain kejar-kejaran. Tamannya dibikin luas. Dari taman kita juga bisa menikmati indahnya laut lepas.


Taman Muaro Lasak

Sekarang Anda sudah tahu kan? Silahkan datang..








Rabu, 24 Februari 2016

Pesona di 32,5 Jam

Bismilah..

Disela gelegar petir dan derasnya hujan yang mengguyur bumi Padang, kucoba tuangkan perasaan yang hadir ketikaku berada diketinggian 35 ribu kaki diatas permukaan laut dengan burung besi. Meskipun pada saat itu kulihat penumpang banyak yang tertidur pulas karna menempuh perjalanan dimalam hari, justru fikiranku berkeliaran bebas. Rangkaian aksara seakan meloncat-loncat dibenakku, seperti anak ayam yang mencicit-cicit ingin dikeluarkan dari kandang. Tiba-tiba ku rindu pada benda yang belakangan rutin menemaniku, tapi sayang urung kubawa. Laptop ! Ku ingin menulisnya.

Perasaan atau hal apakah itu? Hingga malam ini aku masih ingin sekali menulisnya ?. Sebetulnya ini bukan tentang kekawatiranku diperjalanan. Insyaallah..tentang ini aku berserah. Sudah mulai terbiasa juga menempuh perjalanan sendiri. Jadi mengenai apa ? Ya, bener sekali. Ibroh atau Pelajaran yang ku temui.

Senin 22 Februari ku berangkat ke Jakarta. Ibukota negara, pusat perkantoran dan kementerian dinegara ini. Aku kesini dalam rangka memenuhi undangan ditjen Farmasi dan alkes Kemenkes RI untuk ikut diacara pembahasan materi pembekalan pelayanan kefarmasian. Ini adalah rapat paling keren yang kuikuti. Kenapa tidak ?, tidak semua Pharmacist yang berada di grassroot sepertiku bisa duduk disini, rapat bersama orang-orang luarbiasa yang kapabilitasnya dibidang kefarmasian tak usah diragukan lagi.

Adalah Pak Adji, seorang akademisi. Beliau pinter luarbiasa. Ilmu Farmasi Klinis agaknya sudah mendarah daging baginya. Coba saja diskusikan tentang sebuah kasus terapi, seperti sebuah literatur , praktek  dan kajiannya akan dijelaskan dengan bahasa yang mudah dicerna. Belum lagi ide-ide yang beliau munculkan serta ulasan terkait dunia kefarmasian  yang disampaikan, selalu brilian ! setiap kalimat punya landasan. Baik dari hasil penelitian maupun ataupun undang-undang.

Pak Elon, sosok humble,hangat dan cerdas. Ga akan ngrasa tegang jika berdiskusi dengan beliau. Suasana bisa diciptakannya menjadi akrab. Padahal klo difikir-fikir, bapak ini pejabat tinggi lho..tapi dari awal kumengenal beliau, yang hadir adalah motivasi bagaimana agar yanfar terlaksana dengan baik.

Bu Indah, senyumnya seindah namanya. Aku tidak sedang memuji, senyum bisa saja dibuat-buat, tapi keindahan hanya terasa jika ada tulus menghiasinya. Tahun 2012 pertama kali kumengenal beliau, sampai sekarang tulus itu masih terasa. Beliau menguraikan materi demi materi dipertemuan atau pelatihan, motivasinya terasa, nada bicaranya lembut, tegas dan jelas. Tidak menggurui tapi mengisi. Sehingga bagiku ada rasa malu jika balik dari pelatihan tidak segera melaksanakannya. Kharisma itu anugrah, dan tentang tulus, aku merasakannya..

Da Andri, beliau seniorku dulu dikampus. Meskipun pengalamannya sudah banyak, tapi bicara dengan  da Andri tetep asik..selera humornya tinggi, masih seperti dulu. Seperti yang kurasakan, da Andrie tidak tinggi hati. Termasuk ketika kemaren kali pertama kubertemu setelah beliau dilantik menjadi pejabat. Tetep, ..dia adalah da Andrie yang kukenal dulu. Santai..tapi bertanggungjawab.

Mbak Indri, kemaren kali kedua kubertemu. Perkenalan pertama dulu di Lombok, pada saat kemenkes juga mengadakan pertemuan apoteker dari berbagai propinsi di Indonesia. Dari sana sudah terlihat bahwa Mbak Indri adalah seorang Apoteker kreatif. Beliau mengasuh web konsultasi obat. Dan beberapa waktu lalu juga menyabet Platinum di ajang bergengsi, Farmasi berjaya disini. Sebagai Teman Sejawat saya turut bangga atas prestasinya. Tapi bagaimana seorang Indri ? kami tetep berjabat tangan hangat saat bertemu, seolah-olah kami ini adalah sahabat yang telah saling mengenal berpuluh tahun yang lalu. Kami sharing dan saling berbagi cerita. Adakah angkuh?, tidak..itu jauh dari sosoknya. Aku selalu pakai indikator untuk menilai hal ini. Apa itu? Hati ku..


Aku bersama Mbak Indri dan Bu Indah


Ada beberapa orang lagi hadir di rapat yang sangat berkesan ini. Mereka Orang-orang pintar dan rendah hati. Bu Helsy dengan gairah dan semangatnya, bu Lia dengan kelembutannya dan bu Heni yang penuh kharisma.

Tak ada adu pintar dalam rapat ini, yang ada adalah saling mendengarkan dan aju pendapat dengan santun minus tegang. Ga ada yang perang urat leher seperti di rapat-rapat lain yang sering kutemui. Ga ada yang berambisi untuk saling menjatuhkan. Ga ada yang dandan berlebihan, semuanya pas dan bersahaja.Ini adalah tim yang solid. Beberapa kali mengikuti lawatan bersama ibu dan bapak disini, rasanya tidak lagi berada dilingkungan pejabat yang kerap menjaga jarak dan sikap yang dibuat-buat. Bersama rasanya terasa dekat. Aku sangat menikmati dan merindukannya.

Inilah pelajaran yang kudapat di 32,5 jam perjalanan ke Metropolitan kemaren. Bagiku keren itu adalah seperti beliau-beliau. Pintar dan rendah hati. Bukan pintar tapi tinggi hati, apalagi sama sekali tidak pintar tapi sangat tinggi hati . Untuk poin yang ketiga ini, rasa-rasakan sajalah..jika itu ada pada diri , cepet buang ya..malu kita..Apa kata dunia nanti J


Sekian

Selasa, 23 Februari 2016

Pinter "Berjamaah" Ala Bang Syaiha

Bismillah..

23.50 WIB, Alhamdulillah, sampai juga di rumah. Lelah ?, pastilah. Tapi ada satu hal yang menghalangiku segera rebah. Apakah ?. karna kesibukan hari ini,  tak sempat kutunaikan janji pada diri sendiri. Jadilah kukerjakan "pe er" sekarang. Kok segitunya sih? Ya, karna kumenulis bukan karna siapa-siapa. Tapi karna aku ingin "menjadi". 

Sudah sejak lama kuperhatikan bahwa  apapun profesi seseorang jika dia menulis, maka akan menjadi sangat berbeda 'nilai'nya. Karna mendengar penjelasan lisan itu akan beda 'sensasi"nya dengan membaca tulisan. Dan orang-orang yang trampil berdiplomasi tapi juga mampu menulis adalah orang yang luar biasa. Penulis dan orator favoritku adalah Ustadz Anis Matta. Sejak membaca buku-bukunyalah kubertekad untuk belajar menulis. Ilmunya bagaimana? Insyaallah, akan ku gali itu !!. 

Seperti pernah kutulis sebelumnya,bahwa menemukan Komunitas ODOP adalah sebentuk nikmat (baca juga : Terimakasih ODOP). Komunitas ini bukanlah segalanya, tetapi ku yakin skali bahwa suatu saat akan ada pengaruhnya jika konsisten dijalani. 

Sebetulnya Komunitas ini hadir dari ide cerdas dari seorang bernama Syaiful Hadi atau yang lebih di kenal dengan Bang Syaiha. Beliaulah 'biang' dari semua ini. Beliau tega sekali menularkan virus yang membuat ku mampu menunda waktu istirahat hanya untuk sebuah aktifitas bernama MENULIS. 

Terkadang kuberfikir, apa sih untungnya memotivasi orang untuk suka menulis? ga capek apa melayani pertanyaan seputar kepenulisan dari makhluk-makhluk ODOP (Mas Ken, pinjem istilahnya ya..) yang terkadang nyinyir? (maaf ya teman-teman..hehe, maksudnya nyinyir dalam mengikuti plajaran kan ga apa-apa toh). Apa ga sebaiknya Bang syaiha ini menulis saja sendiri, lalu fokus ke novel yang sedang digarap? (By the way Novel Sepotong Diam keren lho ), atau sekedar membimbing istri saja agar menjadi Penulis profesional..hehe, mbak Ella bakal bisa nulis novel juga kan?, seperti pasangan Mas Isa Alamsyah dan Mbak Asma Nadia. Klop banget itu.. (Tapi kabarnya Mbak Asma Nadia ada KMB juga ya?..hebaat)


Itulah bedanya, orang yang mau pinter sendiri dengan orang yang mau pinter berjamaah. Ada aja idenya buat nebar kebaikan. Aku tak bisa balas apa-apa bang,. cuman dengan kerelaan nulis tengah malem disela kantuk yang mendera dan tulang yang gemeretak inilah kubuktikan pada bang Syaiha tentang arti keseriusan. Ku tak mau orang dah baik-baik bantu memfasilitasi lalu dengan entengnya ngeles memberi sejuta alasan bahwa hari ini tak sempat menulis.

Baiklah..semoga semua ini jadi pahala buat abang dan keluarga, karna mengajarkan ilmu yang berguna masuk amal jahiriyah yang pahalanya tiada terputus. Kali aja kita-kita di ODOP ini bisa 
jadi penulis beneran dimasa depan, dan semuanya menulis tentang kebaikan. Kan bang Syaiha enak tuh..anteng-anteng aja, saldo pahala nambah di rekening...hehe

Sekian saja, ini demi tugas ODOP yang diberi..

Terimakasih.. :)

Senin, 22 Februari 2016

Sekuntum Romantisme

Bagaimana mungkin rindu itu ada..
Jika tak hadir kasih sayang di dalam dada..

Bagaimana mungkin romantisme muncul..
Jika sabar tak pernah menghibur..

Kita hidup di dunia penuh warna-warna..
Tentu penyeimbangnya adalah etika dan estetika..

Ditengah hiruk pikuk hidup yang penuh dentum..
Dan polusi suara yang hingar bingar..
Tentu meskipun sekuntum..
Kita butuh kejutan mawar..

Ekspresikan saja cinta ..
Karna Cinta butuh ekspresi
Jika ditanya bagaimana nikmatnya..
Tunggu sampai Allah menghalalkan-NYA..

-Jakarta, 210216

Minggu, 21 Februari 2016

Karna Aku Tanpa - MU, butiran debu..

Bismillah..

Teman, sudah senin lagi. Setelah kemaren libur, tentu hari ini kita menjadi lebih semangat memulai aktivitas. Selayaknya begitu. Jadi jika masih ada yang mengatakan " I don't Like Monday", mungkin karna hari ini adalah penghujung bulan, sudah menjadi rahasia umum bagi staf biasa seperti saya, sudah mulai ada yang "dikencangkan" . Ikat Pinggang? (Memang Saya pake ?hehe).. 

Oya, kali ini saya akan  bercerita tentang " Dahsyatnya Doa". Sebetulnya, bahasan seperti ini pasti sudah sering kita denger dari ustadz atau dari buku-buku best seller yang sangat mudah kita dapatkan. Pun jika kita googling, akan dijumpai banyak sekali tulisan tentang Kekuatan Doa, Keajaiban Doa atau judul lain yang serupa.

Lalu apa pentingnya saya menulis ini jika hanya merupakan hal yang biasa? Bukankah akan lebih baik cari topik lain yang lebih kekinian begitu? Eeeeitss, Doa itu  For The Last and Future, Teman..




Doa, itu senjata bagi yang meyakininya. Kenapa saya bilang begitu ?, karna jika ga yakin dan tergesa-gesa, habis berdoa kita takkan merasakan apa-apa. Coba aja deh, beda !..Tapi bagaimana klo kita sangat yakin? Insyaallah, akan ditemukan jawabannya.

Rasa Buntu, kesal, panik, suntuk, cemas, tertekan. Siapa yang sama sekali tidak pernah merasakannya? Tidak ada. Saya yakin itu. Sekaya-rayanya manusia pasti rasa itu pernah menghinggapinya. Manusiawi sekali. Lalu, bagaimana kita menyikapinya ?. Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin telah mengatur semuanya. Satu-satunya agama yang mengatur sedetail-detailnya tentang cara hidup umatnya adalah Islam. Bagaimana tidak?, dari bangun tidur hingga tidur lagi, ada tatacara dan adab-adab yang di ajarkan. Termasuk tentang rasa tadi. Setelah berikhtiar mencari solusi, iringilah harapan kita dengan doa. Lalu...rasakan sendiri sensasinya. Apalagi saat tetesan hangat mengalir dari sudut mata, ketika khusuk mengadu pada-NYA. Subhanallah..nikmatnya luar biasa, teman. Insyaallah ga da rugi nya, jika kita belum merasakan ada jawaban atas segala pinta, setidaknya ada rasa lapang di dalam dada. 

Jadi jika saat ini diantara kita ada yang lagi galau atau semisalnya..berdoalah. Dan Allah suka itu.

Demikian saja teman, alhamdulillah..hari ini saya akan menikmati hadiah dari-NYA. Sebuah perjalanan yang tak disangka-sangka. Mungkin bagi yang lain ini hanyalah hal biasa, tapi bagi saya ini adalah sebuah pencapaian. Sungguh, saya tidak tahu apakah ini karna doa saya, doa orang tua saya atau doa teman-teman semua ?Wallahua'lam

Yang pasti, mari iringi langkah kita dengan doa. Karna seperti lirik lagu yang pernah saya denger : Aku tanpa-MU..butiran debuu.. 

Selamat beraktifitas.



Sabtu, 20 Februari 2016

Sudah Terbit, Kartu Menuju Surga !

Minggu pagi yang cerah..

Sebetulnya hari ini adalah hari liburnya ODOP. Ya, di komunitas ODOP sabtu, minggu tidak di wajib kan menulis. Seneng sekali, ini bener-bener wadah belajar yang bikin pemula sepertiku merasa enjoy dan tidak tertekan, mentor kami Bang Syaiha. Beliau sabar sekali membimbing kami (semoga jadi pahala ya, bang. aamiin allahumma aamiin )

Namun entah mengapa,  sepertinya aku  sudah mulai merasakan efek adiktif. Menulis jadi mencandu. Seperti rinduku pada secangkir cappucino atau teh hangat setiap hari. Bahkan xanthin yang memprovokatori terbentuknya kristal-kristal uric acid hingga bikin sendi-sendi nyeripun kadang agak terabaikan. Saking suka ku pada minum ini. Tapi candu menulis, aku yakin 1000 % tanpa efek samping. Paling resikonya adalah jadi terkenal..hehe

Baiklah, ini cerita ku hari ini. Harapannya sih, rangkaian aksara ini bisa bermanfaat. Itu saja !!. Eiiitss..(he..senyam senyum)

Tahun lalu sekitar bulan Juni 2015, aku diundang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar untuk mengisi materi tentang Pelayanan Kefarmasian  pada acara pelatihan untuk tenaga farmasi disana. Bagiku, diundang jadi narasumber seperti ini adalah kebahagiaan. Selalu ada energi demi melihat binar semangat dari yang mendengarkan sedikit motivasi atau pun ilmu yang kubagi. Jadilah perjalanan Padang - Pagaruyung tak menyisakan lelah sedikitpun. 

Pagi  berangkat dengan berbekal 'alat tempur' yang telah dipersiapkan sejak malam. Aku harus tampil prima, karna akan datang ke negri beristana. Pagaruyung Batusangkar. Dinas kesehatan berlokasi tidak jauh dari objek wisata yang selalu menjadi tujuan wisatawan ini.

Aku berangkat dengan menaiki bis umum. Di perjalanan yang jarak nya tidak begitu jauh dari tujuan, naik lah seorang ibu berbaju kurung. Usianya kuperkirakan lebih dari 50 tahun, tetapi  terlihat sebagai anak mudayang bersemangat. Beliau duduk persis disampingku. Ketika duduknya telah terasa nyaman, Langsung beliau keluarkan 'sedekah', seulas senyum. Kubalas juga dengan senyum terindah. Aku juga ingin bersedekah, ah..




"Ibu mau kemana ?" sapa nya. Dia memperhatikan, jas putih yang ku pakai.
" Mau ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar,bu...ada acara di sana" santun ku jawab tanya ibu yang mungkin usianya sebaya dengan mama ku.
" Oo..ibu juga mau kesana, kami ada pelatihan kader Posyandu " sambungnya.
"Iya, bu?, kebetulan sekali..kita bareng-bareng ya,bu..nanti kita dijemput panitia di terminal"
"Alhamdulillah, berarti ibu ga perlu naik ojek lagi". Beliau kelihatan senang sekali. Jarak lokasi acara memang jauh dari terminal. 

" Sudah lama ibu jadi kader posyandu ?" tanya ku lagi
" Sudah 5 tahun, nak". Beliau memanggil  "nak" setelah tadi ku perkenalkan diri. 
"Jauh ya, ibu pergi pelatihan..tapi sepertinya ibu sangat bersemangat" lanjut ku.

Sejenak beliau menerawang, aku tidak tahu apa yang dibayangkannya. Lalu mengalirlah cerita.

 Ibu tidak bersekolah tinggi, dan hanya ibu rumah tangga biasa. Kadang ibu berfikir, kalau amalan rutin saja rasanya tidak cukup untuk membawa ibu ke surga. Apalagi dosa juga pasti banyak. Ibu ingin sekali berbuat hal yang bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya ibu coba aktif jadi kader posyandu, membantu ibu-ibu bidan saat ada kegiatan kesehatan di desa. Ikut melayani masyarakat jika ada yang butuh bantuan. Ibu ingin masyarakat sehat, mengerti tentang arti kesehatan. Jika ada yang tidak ibu pahami, ibu berdiskusi dengan bu bidan. pastinya yang ibu lakukan sebatas hal yang layak ibu kerjakan.  Jika ditanya honor, mungkin tidak seberapa, tetapi alhamdulillah ibu punya KMS. 

"KMS ?, Apa istimewanya bagi ibu ini?..bukan kah itu adalah sebuah Kartu Menuju Sehat untuk mencatat tumbuh kembang balita yang datang ke posyandu ?" fikir ku
Aku mengernyitkan dahi. Sepertinya beliau cerdas, langsung menangkap heran ku.

"Bagi ibu, KMS itu bukan sekedar Kartu Menuju Sehat, tetapi juga Kartu Menuju Surga".  Dengan ikhlas menjalani tugas sebagai kader posyandu, ibu berharap agar yang sedikit ibu lakukan ini menjadi pahala. Sehingga bertambah juga berat timbangan kebaikan di pengadilan Allah nanti. Pastinya jika ikhlas bisa ibu jaga"

Subhanallah...
Dada ku teras begitu sesak mendengar penuturan ibu ini. Sekolahnya tidak tinggi, tetapi beliau begitu memahami makna hidup yang hakiki. Jika disini ada tim kreatif siaran Kick Andy, akan kuminta mereka untuk mengundang . Biar kisah beliau menginspirasi siapa saja di negri ini. Khususnya kami tenaga kesehatan di pelayanan dasar. 

Semoga kita tak hitung-hitungan lagi dalam berbuat kebaikan..
Karna Allah pasti akan slalu memperhatikan..

Demikian.

Jumat, 19 Februari 2016

Kalau bukan Allah, siapa lagi ?

Bismillah...

Jalan hidup memang tidak bisa di tebak, bahkan sedetik kedepannya sekalipun. Jika saat ini seorang yang lagi membawa kendaraan berada di kilometer 57, tidak ada yang bisa menjamin dia bisa sampai pada kilometer 58 dengan selamat. Siapa yang menyangka jika seorang SJ yang hampir setiap hari tertawa di depan layar kaca, sekarang justru sedang bergelut dengan permasalahan. Ada juga yang mungkin kemaren merasa begitu sedih dan kecewa, seperti di silet oleh kata-kata, sekarang justru merasa terhibur oleh kabar bahagia yang mampu menghapus pedihnya luka. Hidup bisa di rencanakan, tetapi tidak bisa di pastikan. Itu mutlak kewenangan-Nya.

Terkadang saat realita tak sesuai harapan, kita bertanya tentang keadilan. Padahal jika kita tuntut adilnya manusia, itu tak ubah nya bagai dua rel kereta, boleh saja searah, tapi tak kan bersatu. Karena adil itu tentang cara pandang, tergantung seseorang menilik dari sisi mana.


Subhanallah, langit senja hari ini begitu indah. Burung-burung berbaris terbang membentuk busur dan anak panah. Seakan-akan mereka dengan bangga bicara pada hati yang kemaren gundah, 

" Tahu kah kamu siapa yang mengatur dan menggerakkan kami?, memberi kami makan, mengajarkan kapan kami harus pulang ? Allah ! , masih kah Engkau ragu dengan kekuasaannya? "


Merenung menatap alam dalam kesendirian itu juga di perlukan. Karna terkadang dalam diam lah kita bisa memaknai firman Allah. Setelah kesulitan ada kemudahan. Lalu setelah rongga dada terasa lapang pulang lah, temui DIA dalam sujud panjang.

Kalau bukan Allah, siapa lagi ?



Rabu, 17 Februari 2016

Hati-Hati, Banyak "LGBT" di Kurai Taji !!

Anda pernah denger daerah bernama Kurai Taji ? Tentu sudah, ya..(Epppss, sudah sedemikian terkenal  kah?), jika belum googling aja deh. Jadi Kurai Taji itu berada di Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman. Sebuah Kota di Propinsi Sumatera Barat. Letaknya kira-kira 45 km dari Kota Padang (Bener gak ya?..hmm, lebih kurang deh). Kota Pariaman tidak begitu besar, tetapi cantik. Allah anugrahkan Pantai dengan pemandangan indah di sini. Yang terkenal itu Pantai Gandoriah, di seberang nya ada pulau lho..hmmmm Pulau Angso Duo (Ingat yaaa..Angsanya Dua ! ). 
Naaaah, ini dia. Mempesona bukan ? (Yuk ke Pariaman)


Awal tahun 2005, ketika pertama saya di tempatkan dinas di Puskesmas Kurai Taji..banyak yang nakut-nakutin.
 " Di tempatkan di Kurai Taji, ya?"
"iya", memang kenapa?
"Hati-hati aja, disana tajam"
Wuiiiitttsss..apanya yang tajam, ya?..Setelah hampir 11 tahun disini rasanya tumpul-tumpul aje...hehhe. Bahkan saya masih setia  :)

Tapi nih, disamping segala keindahannya, ternyata  saya temukan ada sarang "LGBT". Banyak banget malah. Bahkan banyak yang doyan. Siapapun yang berkunjung ke Pariaman, pasti mampir ke Kurai Taji untuk menikmati "sensasi"nya. Saya sih dulu juga penikmatnya, tapi sekarang sudah tobat. Saya berusaha untuk menghindari sejak analis laboratorium mengatakan kolesterol saya jadi naik karna terbuai dengan kelezatannya.. 282mg/dl, huhuhu...bener-bener bikin tengkuk saya sakit. Ini semua gara-gara si LGBT (Lontong Gulai Bacampua Tunjang) di Los Lambuang Balai Kurai Taji. Sedikit maksa ya..harusnya KGBT (Katupek Gulai Bacampua Tunjang)..hehehe. 

Penasaran dengan kelezatannya..Ayooo, ke Pariaman.




Sekali mencoba, pasti ketagihan..:)). Jangan lupa, cobain sala lauak juga..biar makin Top Markotop


Karna keduanya adalah makanan khas Pariaman.

Slamat malam... :)

*Makasih Bang David Buser, inspirasinya..;)) *



Selasa, 16 Februari 2016

"Tobat ya, Mas..Bisa di obati kok "

Acara talkshow bertemakan LGBT yang di  tayangkan sebuah TV Swasta tadi malam benar-benar sangat berkesan. Setidaknya dari statement dan argumen-argumen yang disampaikan oleh para bintang tamu membuat saya tahu siapa saja tokoh-tokoh yang pro, pro sekaligus pelaku,  yang kontra dan ambigu. Disamping itu juga tampak sekali mana yang ulama, mana yang uuuu-lama, mana yang psikolog, mana yang KPI dan mana yang “Cape-i”(ga jelas dan capek denger argumennya)

Awalnya saya sangat kesal sekali, ketika salah seorang bintang tamu mengatakan dengan lugas bahwa dia adalah seorang “gay”, bangga sekali dengan statusnya tanpa sedikitpun merasa malu atas penyimpangan dan penyakit yang dideritanya (ih..geli). Ditambah lagi dengan argumen  bintang tamu dari Aktivis Komunitas LGBT mengatakan betapa selama ini “mereka” dipinggirkan, di kesampingkan hak-haknya. Malah ada yang menambahkan, betapa sayangnya kita dengan kaum LGBT yang cerdas dan akhirnya memilih untuk pergi ke negara lain karena  tidak diakui oleh negara sendiri  (Silahkan.., Wong yang normal cerdas saja banyak yang belum diperhatikan).

Sungguh, semakin kesini saya semakin tidak mengerti, mau dibawa kemana bangsa ini?. Sebagai orang kesehatan kami di dorong untuk melakukan penyuluhan tentang HIV –AIDS kesana kemari,tentang kesehatan reproduksi, tentang PHBS dan sebagainya.  Ribuan konselor dilatih untuk menanggulangi dan mencegah tersebarnya virus yang mematikan ini. Tapi disisi lain, sumber yang menyebabkan “petaka” ini malah sepertinya difasilitasi, bahkan ada yang katanya “normal” ikut memperjuangkan (geraam...). Apa mereka tidak mengerti tentang propaganda tatanan dunia baru ? (sepertinya pura-pura tidak tau).

Saya sedih ketika membaca dan mendengar ceritan salah seorang psikolog yang peduli dengan hal ini. Sejak lebih kurang 10 tahun yang lalu beliau telah menyampaikan kekawatiran dan fakta-fakta yang akan merusak generasi. Beliau ingin dapat dukungan terkait Porn Awareness yang menjadi akar permasalahan munculnya penyimpangan seksual. Tetapi tidak digubris. Tidak ada dukungan. Undang-undang Pornografi yang telah “berdarah-darah” di perjuangkan juga seperti tidak ada penerapannya.

Ada lagi kelompok yang ambigu, sikapnya ga jelas..disatu sisi seperti kawatir dengan kemungkinan-kemungkinan pergeseran norma yang akan terjadi, tapi disisi lain malah bicara tentang hak azazi. Saya jadi ingat lagi postingan seorang penulis kenamaan waktu itu, yang kalau saya bahasakan sendiri kurang lebih mengatakan “ kami (yang normal) ini kurang toleransi apa ya,  selama ini kan kalian tetap berteman dengan kami (iyaa..mak gue potong rambut aja sama elu), tapi haruskah kami membiarkan kalian menularkannya juga pada anak-anak kami? ". Ah, jangan bilang tak ada propaganda, minta ada undang-undang yang melegalkan perkawinan sejenis itu kan propaganda nyata (ih, ga bisa ngebayangin jika nanti dapet undangan : mohon doa restu dan kehadirannya pada pernikahan Ujang dan Buyung..., lalu Ujang dan Buyung di pelaminan gandengan tangan sama-sama pake jas ato kebaya..amit amiiit dah).


Tapi saya bersyukur saat closing acara live ini, ketika seorang ulama dengan tegas mengatakan : Kambing Jantan saja sukanya sama kambing betina, jadi jika Laki-laki sukanya sama laki-laki, itu berarti nilainya lebih rendah daripada kambing. Di dalam Alqur'an cuma ada 2 jenis kelamin manusia, pria dan wanita. (Mantaaap...orang cerdas ngomongnya harus lugas)

Kalimat tersebut disambut tepukan tangan oleh yang lain, dan si Bintang Tamu yang pertama tadi sepertinya menunduk (Alhamdulillah..saya puas karna masih banyak yang waras). 


Dari balik layar lirih saya berdoa, “ semoga orang-orang yang sakit di acara ini cepat bertobat..insyaallah bisa disembuhkan kok, tapi konselingnya sama psikiater dan ustadz ya, mas..jangan sesama gay, yang literaturnya bukan buku saku cetek seperti yang diperlihatkan itu. Saya takut, mas..jika Allah marah. Bangsa ini kan susah memperjuangkannya, bencana jangan di undang-undang ya..

Demikian saja !

Senin, 15 Februari 2016

Ummi Jatuh Cinta (lagi) ?

Selamat Pagi..

Sebetulnya sih, ini tulisan ga penting banget..tapi karna Ummi bosen nulis hal-hal yang serius, jadilah Ummi cuap-cuap tentang ini saja. Walau bagaimanapun Ummi kan tetep harus latihan One Day One Post (ODOP), kalo tidak nih..nanti seperti yang dibilang si Abi kemaren " Sayang, terus aja latihan menulisnya setiap hari, jangan seperti Uda..dulu aktif menulis, bikin resensi dan sebagainya, tapi sekarang jadi olahragawan". Kok olahragawan sih, bii ?, Itu mah Ummi juga mau, tapi males nya Ummi ga ketulungan. Si Abi itu olahraganya banyak banget tiap minggu. renang, tarung drajat, atletik, kadang-kadang Futsal juga. Hhhmmm.pantes aja,.berat badan ummi melaju pesat, sedang abi stabil! hiks. Kata si Abi " Cifa tetep manis kok..hehe, Tapi untuk kesehatan, istri uda juga harus olah raga ". Pilihan kata yang sangat menjaga hati Ummi, itu lah kelebihan Abi yang sangat Ummi cintai (Yihaaa..)



Waaaah, ngomongin apa sih, mi? bukankah tadi mau bahas perihal cuti?. Upps, mari kita himpun lagi aksara dalam kata yang berserak. 

Jadi begini, akhir tahun kemaren ummi sibuk banget, di lanjutkan lagi dengan januari nan tak terlepas dari kertas dan berkas. Ada SKP yang harus disiapkan, target, realisasi,  pencapaian, kredit poin, bukti fisik, makalah, data profil...wuuidiiih, bener-bener bikin ummi jenuh tingkat tujuh. Ummi boseeeen, pengen istirahat, masakin abi, main sama fatih, refreshing ke tempat-tempat yang bikin tenang, ke danau, ke pulau, ke laut, ke pantai, cerita- cerita santai sama si Opa, bermanja-manja dengan si Oma, main sama dedek Shakilla yang makin ndut dan gemesin. Haaaaah..

Teman-teman pada nanya, " Biasanya Uni ngambil cuti tahunan kan 10 hari terakhir Ramadhan ?, kok awal tahun dah cuti aja..mau cuti kemana, nih? ". Ummi tersenyum saja, karna sebetulnya alasan Ummi cuma satu kata " Jenuh". Menurut Ummi, kalo kehendaknya "Si Jenuh" ga di turuti, bisa-bisa kreatifitas jadi mandeg, mampet seperti pipa yang dinding-dindingnya tertutup lumut hingga air susah lewat. Kalo jalan-jalan keluar propinsi..ummi ga mau, mending uang nya di tabung aja, buat umroh. Aamiin..aamiin

Alhamdulillah, meskipun cuti cuman delapan hari doank, tapi ini adalah cuti paling  romantis yang di ciptakan abi. Bagaimana tidak, Abi dah bikin schedule sedemikian rupa. Ngajakin Fatih, Ummi, Oma, Opa, Cheche dan Om Jim ke Pulau, silaturahim, " pacaran " ala Ummi dan abi ke tempat-tempat favorit kami, bernostalgia ke tempat-tempat kenangan,  nonton, kadang-kadang masak bareng, shopping..(halaaaah..hehehe), pokoke..so sweet banget dah. Love U, Uda sayang...


Jadi ingat Lirik lagu nya anak Sule nih..Mas Rizky :

Berada di pelukan mu
mengajarkan ku apa artinya kedamaian..
kesempurnaan cintaaaa..

Berdua bersama mu
Mengajarkanku apa artinya kedamaian
kesempurnaan cintaaa...

na..na..na..na..na..na..na..

Kamu tahu lagu itu kan?..Ummi aja tau..hihi
Ciyeeee...Ummi jatuh cinta (lagi)... :-)

Hari ini beneran, ummi dah fresh banget, semangat banget...bahkan Ummi dah rindu nih sama pasien dan ruang konsultasi obat ..hehehe
Alhamdulillah..











Minggu, 14 Februari 2016

Lelaki Ubi Kayu

"Nak, jika kamu nanti mau menikah..pilih lah lelaki yang seperti ubi kayu", ucap seorang ibu pada anak gadisnya nya yang mulai beranjak dewasa. Wajah lelah wanita 58 tahun itu terlihat jelas, namun masih menyisakan raut cantik masa mudanya dulu.  Fitri bergegas mendekati ibunya, jarum dan benang rajutan yang sedari tadi menari lentik dijemarinya segera ia bereskan. Mata Fitri selalu berbinar setiap kali ibu membahas topik seperti ini, layaknya bola lampu petromak yang baru saja dinyalakan. Terang !

Bagi gadis yang usianya sudah layak menikah, tentu materi tentang cinta dan pernikahan adalah sebuah bahasan yang sangat mengundang penasaran. Tidak saja ketika sedang bercanda dengan teman-teman, tetapi di pengajian pun demikian. Kajian tentang munakahat bikin betah duduk dengan khidmat mendengarkan, sesekali tersipu malu jika ditanya atau menanyakan sesuatu. Ah, merah jambu...( pengalaman euyyy..).

"Lelaki Ubi Kayu? Maksud nya bagaimana, bu?", kalimat ibu yang menggantung bikin Fitri penasaran. Andaikan tidak malu pada Sang ibu, pasti Fitri sudah lari kedalam rumah, mengambil pulpen dan kertas dari tas, lalu mencatat semua hal penting yang akan disampaikan ibu . (Ah, ga sebegitunya kelesss..kan ga masuk soal ujian tengah semester..hehhehe).


Begini Filosofinya..

Ubi kayu atau sebagian orang menyebutnya dengan singkong adalah sejenis tumbuhan yang hampir bisa hidup dimana saja. Menanam dan merawatnya pun sangat lah mudah. Terkadang tanpa di tanam pun , asal batangnya nempel di tanah akan tetap tumbuh. " Dima talatak dima tumbuah" kata orang Padang. Tentang manfaat? jangan di tanya lagi..pasti banyak yang tahu karunia Allah yang bisa di dapat dari pucuk sampai umbi.

Lalu apa hubungannya dengan Lelaki?
Ditengah persaingan dan tantangan hidup yang semakin lama makin terasa, sebagai perempuan tentulah kita butuh partner halal (baca : suami) yang enak di ajak bekerjasama. Lelaki kreatif dan produktif yang tidak mudah menyerah dalam mencari nafkah untuk keluarga. Nah, di sini lah letak benang merahnya. Lelaki yang bak Ubi Kayu akan bisa eksis dimana saja. Tidak canggung atau kehilangan akal untuk bertahan hidup. Ada- ada saja ide nya untuk mendapatkan uang, pastinya tanpa meninggalkan konsep halal. Berbagai potensi yang berada pada diri digalinya dan tentu satu kata yang sering menjadi musuh kreatifitas telah di buang nya jauh ; gengsi !

Ga da gengsi bagi si Lelaki ubi kayu, Yang ia fikirkan hanyalah bagaimana daunnya rimbun dan umbinya besar hingga mampu mengenyangkan. Terkadang kita merasa jengah melihat pemuda bertubuh kekar yang mondar mandir kehilangan akal. Betah menyandang status berbulan bahkan bertahun-tahun sebagai pengangguran.  Ujung-ujungnya karna tak mampu bertengkar dengan dengan rasa lapar, tanpa berfikir panjang melakukan tindak kriminal. Yah, demi uang..

"Ooo, jadi begitu, bu?", kata Fitri setelah mendengar ulasan panjang ibunya. Dia sangat mengerti kenapa ibu sangat menekankan hal ini, karna sejak 25 tahun menikah, ibunya lah yang bekerja memenuhi kebutuhan keluarga dengan susah payah. Kemana si Ayah? Menganggur puluhan tahun dengan betah. Untung lah wanita itu tegar dan sabar.

Bagaimana para gadis ? apakah mau menikah dengan lelaki malas atau lelaki ubi kayu? Yang pasti jika kita menikah dengan lelaki ubi kayu, jangan kawatir akan kelaparan. Dari mana kita tahu?.. ah, informasi tentang track record seseorang sangat mudah mengetahuinya, itu sangat gampang..

Demikian saja.. 

Semoga ada manfaatnya..

Noda-Noda Kesetiaan

"Dia pria yang baik banget, wawasannya luas, kami saling curhat" cerita perempuan cantik di depan ku dengan mata berbinar. Dia bercerita setelah kupergoki menelfon lama dipojok ruangan. "Dimana Mbak kenal dia?", selidik ku. " Di Facebook, kami tak pernah ketemu, dia tinggal di ujung timur Indonesia". Aku menarik nafas dalam. Ini bukan kali pertamanya ku liat ibu dengan 3 orang anak itu menerima telfon diam-diam. Suaranya yang mendesah dan nyaris tak terdengar terkadang membuatku merinding, persis seperti ketika teman se kost semasa kuliah dulu telfon-telfonan di tengah malam. Tadinya ku kira dia menggigau, karna handphone yang menempel ditelinganyanya tertutup oleh bantal. Rupanya tidak..pantas lah diskon nelfon tengah malam bikin sebagian orang senang fikir ku saat itu. 


Seorang bapak dengan 6 orang anak yang semuanya sudah remaja bercerita dengan bangga " mantan saya nelfon  nih..dia bilang lagi ada masalah dengan suaminya, dia selalu curhat kalau lagi galau". 

Astaghfirullah, lirih ku berucap. 

***

Pernikahan adalah sebuah perjanjian yang erat. Mitsaqan Ghaliza. Ketika kita telah memiliki suami atau istri itu artinya dialah tempat curahan segala permasalahan dan suka duka. Bahagia dinikmati bersama, demikian juga ketika melewati masa-masa penuh ujian dan duka. Rahasia?..seharusnya tidak lagi ada. 




Pasangan halal yang Allah takdirkan adalah yang terbaik buat kita. Kadang tak sempurna memang, nama nya manusia, pasti ada kekurangan,tetapi bukan berarti kita bebas mencari orang lain sebagai tempat curahan hati. Apalagi lawan jenis. Kita bisa saja berdalih " Kami cuma saling curhat, kami teman biasa, nyaman cerita sama dia, dia ga nyebelin, asik, ga kaku, beda sama pasangan saya". Beribu alasan bisa saja kita ciptakan hanya untuk mendapatkan pengakuan bahwa apa yang kita lakukan itu benar. Tetapi tetap saja itu adalah kesalahan besar yang menodai kesetiaan.

Tidak ada persahabatan sejati antara pria dan wanita melainkan ada cinta yang mewarnainya. Apalagi ketika kita sudah berstatus sebagai suami atau istri. Sungguh, itu adalah perbuatan yang akan menyakiti perasaan satu sama lain jika sempat diketahui. 

Iseng ku bertanya: " Mbak..jika yang melakukan hal seperti ini adalah suaminya ,mbak.. kira-kira bagaimana?". Spontan dia menjawab  "ga bisa donk, itu tidak boleh terjadi". Nah lho?

Rumah tangga yang nyaman dan tenang adalah idaman setiap orang. Tetapi untuk membentuknya di butuhkan kesabaran, pengertian dan pengorbanan. Kita bersabar dengan sikap pasangan yang mungkin menurut kita belum ideal, sembari perlahan menumbuhkan kebaikan dan memperbaiki kekurangannya. Kita hadirkan pengertian sembari sedikit demi sedikit memasukkan "rasa" dan kita rela berkorban sambil berharap akan manis di ujung nya. 

Entah bagaimana jadinya rumah tangga jika keluh sana kesah sini pada orang-orang yang mungkin hanya akan memberi kebahagian semu. Jangan harap kita akan mendapat ketenangan jika " kucing-kucingan" bermain rasa dengan yang lain. Meskipun kita beri label "teman". 

Fikirkan lah, kawan..

Jumat, 12 Februari 2016

Anak Kecil Punya Hati kah ?

“ Ini anak pertama ya, Mbak ?, Kok beda ya dengan adiknya..kulitnya lebih gelap “
“Anak saya ini nakal banget, jeng..ga bisa di omongin, kerjanya main saja seharian”
“Aduh, bu..si Arif bener-bener beda! sulit banget ngerti pelajaran di sekolah, kalo abang nya..sekali aja dijelasin..langsung lengket tuh di otak. Pusing deh”




Para Bunda..pernah denger kalimat seperti ini, ga?. Di depan anak-anak itu langsung? Atau kita sendiri tanpa sengaja pernah melakukannya. Astaghfirullah..maafin bunda-bunda kalian ya, nak..

Saat menulis ini aku teringat sebuah kenangan. Waktu itu usia ku kira-kira 5 tahunan dan telah dikaruniai seorang adik perempuan berusia 2 tahun. Suatu hari Mama membawa ku dan adik ke rumah nenek yang letak nya cuman sekitar 2 kilometer dari rumah kami.  Sore yang indah, aku main kejar-kejaran dengan keponakan Papa di halaman. Seorang tetangga yang sampai saat ini masih ku ingat wajahnya datang menghampiri. Mama meminta ku menyalami beliau, sementara adik ku tertidur di pelukannya. Aku tak ingat apa awal pembicaraan mereka, tetapi ada sepotong kalimat ibu itu yang  yang merusak keceriaan dan semangatku untuk melanjutkan permainan. “Kok beda anak Uni ko? Kalam, beda bana jo adiak nyo”. Dia bicara sambil mengusap-usap kepala ku.Tapi belaian itu tak menghadirkan nyaman dihatiku.Menhimpit dan Berat. Mama menangkap tatapan kesal, sambil meraih tubuh kecilku kepelukannya , lalu berkata “ Kalam bana kan pintar ndak nak..alun masuak SD lah bisa mambaco”. Aku melayang, tubuh ku serasa ringan. Mama berhasil membuatku tersenyum dan kembali menyusul anak-anak lain yang masih main kejar-kejaran.

Terkadang sebagai orang dewasa kita lupa, bahwa anak-anak juga punya hati. Punya rasa malu jika kejelekan atau kenakalan mereka di umbar di depan orang. Ada rasa sedih dan kesal jika dibanding-bandingkan. Punya rasa cemburu jika kurang di perhatikan. Merasa senang dan semangat jika di apresiasi, sekecil apapun yang telah mereka lakukan.

Rasa malu, kesal, cemburu dan sedih lebih sering di ekspresikan dengan teriakan dan kenakalan-kenakalan. Mereka belum bisa berargumentasi. Dan, apa yang sering kita lakukan jika mereka sedang mengungkapkan rasa kesal itu? Ya, bentakan dan hardikan. Astaghfirullah. Maafkan Bunda lagi ya, nak..

Diawal pernikahan kita sering bermimpi menghadirkan generasi yang berkualitas, cerdas dan berkarakter. Tetapi ketika amanah itu telah Allah titipkan, kita lupa cara mewujudkannya. Kita mengaku sebagai kaum intelektual, tetapi kadang lupa bahwa anak kecil juga punya hati dan perasaan.

Berhati-hati sajalah, karna tak selamanya membunuh itu dengan benda tajam. Lidah yang tumpul pun bisa mematikan. Mari selalu kita hadirkan kasih sayang.


Demikian..

Rabu, 10 Februari 2016

Logika Antibiotika

Hari ini mau nulis apa, ya? Sepertinya untuk merubah atau membentuk kebiasaan cuma butuh waktu seminggu sampai dua minggu saja. Caranya dengan melakukan aktivitas yang kita targetkan secara rutin dalam rentang waktu tersebut, insyaallah..pada hari berikutnya kita akan menjadi terbiasa, bahkan merasa ada yang kurang jika tak melakukannya. Setidaknya demikianlah yang saya alami. Sejak tanggal 11 januari rutin ODOP (One Day One Post), ga nulis sehari perasaan gimana gitu..

Saat ini adalah hari ketiga saya cuti, ga kerja seperti biasanya. Sengaja cuti tahunan saya ambil di awal tahun, karna ingin memberi "upah" bagi tubuh yang setiap hari bolak-balik kayak setrikaan melewati jalan yang sama, pastinya dengan jarak tempuh yang lumayan kilometer nya. Tapi pagi ini kok tiba-tiba rindu ya pada aroma obat?..Rindu ngoceh tentang obat. Baiklah, karna ga lagi dekat pasien, akan saya coba menuangkannya disini saja..

***

Ok, Teman..
Kamu pernah denger tentang Antibiotik bukan? Pernah minum Antibiotik?, Pernah sakit?, Apa setiap sakit minum antibiotik?. Wadduuuuh...pertanyaanan kok bertubi-tubi..hehe. .

Suatu hari seorang pasien bertanya saat menyerahkan resepnya ke apotik. " Maaf, bu..Di resep saya ada dikasih dokter antibiotika ga,bu?. Biasanya nih bu..kalo suami saya sakit kepala, setelah minum Asam Mefenamat satu dan Antibiotik satu butir yang saya beli di toko obat, sakitnya langsung reda, bener-bener manjur banget antibiotik itu". Pasien itu nyerocos saja ngomongnya kayak lagi kampanye Pilkada. Biasanya nih..untuk pasien yang seperti ini langsung saya bawa ke ruang Konsultasi Obat yang sudah lama ada disini. Menjelaskan obat pada pasien salah kaprah begini ga bisa sampai depan apotik saja, bisa panjang ceritanya. " Baiklah, bu..saya ambilkan obat ibu dulu, setelah itu ibu keruangan saya, ya..ada yang mau saya jelaskan". Pasien itu mengangguk, tanda setuju. 

Untuk menjelaskan sesuatu, selalu saya perhatikan siapa pendengarnya. Tak akan muncul bahasa-bahasa Farmasi yang melangit jika yang menjadi audiens adalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan pengetahuan seadanya. Kita bisa tau dari awal perkenalan.

***

Antibiotika berasal dari bahasa Yunani, anti berarti "melawan" dan bios berarti "hidup". Jadi Antibiotika itu adalah obat yang digunakan untuk melawan, membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Jelas disini bahwa antibiotika hanya diindikasikan untuk pasien yang terkena infeksi bakteri dan tidak diberikan untuk penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus semacam flu, pilek dan sebagainya. 


Bagaimana kalau kita sembarangan minum Antibiotik ?

Antibiotik itu bisa kita ibaratkan sebagai peluru yang di tembakkan ke bakteri yang menginfeksi tubuh. Nah, agar peluru itu tepat sasaran, tentu kita juga harus membidik nya dengan tepat. Pilihan Antibiotik untuk setiap penyakit yang terindikasi infeksi tentu berbeda-beda, tergantung jenis kuman yang menghinggapi. Oleh karena itulah, karna keterbatasan pengetahuan kita sebagai pasien, Antibiotik harus kita dapatkan dengan resep dokter, jangan beli antibiotik sembarangan. Sakit kepala yang sembuh setelah minum satu butir asam mefenamat dan antibiotik bukan lah karna manjur nya antibiotik. Tetapi karna efek dari asam mefenamat sebagai analgetik atau anti nyeri. Jadi buat apa kita minum antibiotik juga? ga ada gunanya malah. Kasihan kan ginjal kita yang terbebani oleh "sampah-sampah" tak berguna ?

Kapan waktu minum antibiotik ?

Sehari itu ada berapa jam ?.. 24 jam bukan?. Jadi bila di etiket tertulis aturan pakai obat 3 kali sehari 1 tablet, itu artinya kita harus membagi waktu yang 24 jam menjadi 3, jadi antibiotiknya diminum setiap 8 jam. Biar tidur tak terganggu, biasanya saya sarankan pasien minumnya tiap jam 6 pagi, jam 2 siang dan jam 10 malam. Demikian juga untuk antibiotika yang aturan pakainya 2 kali 1 tablet sehari. Itu artinya kita minum setiap 12 jam. Jika kita minumnya acak-acakan, maka bakterinya jadi kebal atau yang lebih sering disebut resisten. Si bakteri bisa saja pingsan dan pura-pura tidur lalu bangun dengan pasukannya yang lebih banyak, lebih fresh dan tidak takut dengan antibiotika yang sama dngan dosis yang sama yang kita tembakkan. Serem kan?..Bisa saja antibiotiknya kita ganti dari golongan yang berbeda, tetapi bukan kah itu akan menambah biaya?, ingat, penemuan antibiotik itu tidak setiap saat lho..klo ga da satu pun antibiotik yang mempan bagaimana?

Jadi, mulai sekarang jangan sembarangan minum obat lagi ya...khususnya antibiotik. Jika ada yang perlu dikonsultasikan terkait obat, bisa temui Apoteker.

***

"Terima Kasih banyak, nak..penjelasannya bermanfaat sekali". Ibu itu menyalami ku, dan tersenyum sumbringah meninggalkan Puskesmas kami. Memang ilmu-ilmu sederhana yang telah saya jelaskan, tapi terlalu banyak masalah terkait antibiotika ini di lapangan. Semoga Allah memberi kekuatan untuk senantiasa berbagi dan mengabdi. Insyaallah..


 Demikian saja, Semoga bermanfaat ..



Selasa, 09 Februari 2016

Asa Berbalut Hujan


Hujan..
Bagaimana mungkin aku membenci mu..
Setelah untuk kesekian kalinya kau selamatkan ku..

Tiga belas tahun yang lalu kususuri koridor dengan dua tiga tangga itu..
Mendekap erat tumpukan revisi kumpulan aksara..
Saat itu kau guyur bumi dengan deras nya..
Lirih ku berdoa dalam diam " Robb, aku ingin tuntaskan tahun ini"
Dan jubah hitam pun menjadikan ku anggun..
Hujan engkau tau ?
Asin airmataku bercampur dengan tawarnya tetesan mu..

Ketika rindu menusuk kalbu ..
Ketika raga begitu dahaga..
Ketika sosok sholeh berjenggot tipis sering mampir dalam angan..
Engkaupun sering menggoda ku.. 
Entah berapa tumpahan rasa tergores di ujung pena..
hanya sebatas mata pena..
Laksana gadis merindu bulan, pantang rasa ku umbar ..
Saat hujan dalam hening malam ..
Ku adu kan pada DIA Sang Penggenggam " Robb, aku ingin tahun ini"
Dan layaknya ratu sehari..
Ku cium punggung tangannya dalam halal..

Hujan..
Bagi ku penantian adalah keindahan..
Termasuk menanti "nya" dan menantimu..
Tak perlu kau tanya dan ku jelaskan..
Allahumma Shoyyiban Nafi'an..
Asa yang tak berkesudahan..

Ranah Minang dirundung Bencana

Cuaca di Sumatera Barat belakangan ini sangat tidak menentu. Sekitar 1 bulan yang lalu panas terasa begitu terik. Setidaknya selama lebih kurang 1 minggu berturut-turut kota Padang terasa sangat gerah, sampai-sampai seorang ibu pedagang cabe di pasar berceletuk "apakah ini pertanda akan terjadi gempa lagi seperti tahun 2009?". "Memang kenapa, bu?" tanya ku. Sambil terus menggiling cabe yang ku pesan ibu itu menjawab " iya, dulu sebelum gempa dahsyat di akhir september 2009 cuaca juga begini, panas terik berhari-hari dan ga ada angin". Aku tersenyum sambil menjawab lirih " semoga Allah senantiasa melindungi kita dari marabahaya dan bencana ya, bu". "Aamiin" jawabnya cepat. Wallahua'lam.

Akhir Januari, angin berhembus sangat kencang. Puncaknya adalah tanggal 26. Pohon-pohon besar banyak yang tumbang, baliho-baliho roboh bahkan atap rumah penduduk dibeberapa tempat juga ikut terangkat. Masyaallah..dahsyat. Orang bilang ini adalah angin Langkisau, angin kencang di musim panas dan kering. 

Balai Pemuda di Muaro Panjalinan Padang Ambruk akibat angin kencang

Bencana masih belum berhenti. Senin (8/2) banjir bandang telah memorak -porandakan kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat. Curah hujan yang tinggi sejak sabtu (6/2) hingga minggu malam (7/2) mengakibat sungai meluap hingga ribuan rumah warga terendam . (Baca : banjir-bandang-tewaskan-6-warga-dan-rendam-ribuan-rumah.html)

Banjir Bandang Di Solok Selatan





Selain itu jalan yang menghubungkan Sumbar-Riau juga putus, akibatnya masyarakat Sumbar yang sedang berlibur ke Riau atau sebaliknya terpaksa melewati jalur alternatif, demikian Tempo mengabarkannya  (Banjir Setinggi 5 Meter, Jalur Padang-Pekanbaru Putus )

Jalan Lintas Sumbar-Riau Amblas



Bencana demi bencana ini tentu tidak menimbulkan kerugian materi saja, tetapi juga menyisakan duka yang mendalam bagi yang mengalaminya. Sebagai makhluk sosial mari lah kita membantu meringankan semampu yang kita bisa, atau setidak-tidaknya mendoakan agar bencana ini segera berakhir dan Allah memberi kekuatan dan ketabahan kepada siapapun yang menghadapinya. Aamiin..







Senin, 08 Februari 2016

Terbunuhnya Objek Wisata oleh "Pakuak"


Semakin hari roda kehidupan yang dilakoni semakin penuh tantangan dan hiruk pikuk. Jika tidak mau tergilas tentu kita harus bersabar dengan energi dan kalori yang terkuras selama menjalani rutinitas. Bosan, jenuh, tegang dan stress adalah adalah keadaan yang kerap hinggap. Nah, jika kondisi ini tidak cepat di  antisipasi, sudah pasti  akan bisa berpengaruh pada produktivitas.

Banyak cara yang dilakukan orang untuk menyegarkan jiwa dan fikiran, salah satu nya adalah dengan mengunjungi objek wisata, apakah untuk bersenang-senang atau sekedar menghibur diri dan keluarga, resreshing !

Menjamurnya tempat wisata saat ini, selayaknya bisa membuat kita senang. Upaya pemerintah daerah yang berlomba-lomba mengembangkan potensi wisata, tidak saja meningkatkan perekonomian, tetapi juga memberi kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menikmati objek wisata dengan fasilitas memuaskan dan biaya terjangkau. 

Tetapi, ada hal menarik yang belakang ini diamati, yaitu tentang "hidup mati" nya sebuah objek wisata. Ada tempat yang selalu berbondong-bondong didatangi dan selalu menjadi tujuan wisatawan, dan ada juga yang di kunjungi sekali lalu tidak di rekomendasikan lagi. Kenapa?, sebetulnya bukan  pemandangannya yang tidak indah atau "kemasan" nya yang tidak paripurna, tetapi hal ini terjadi karna budaya "Pakuak Mamakuak" yang tidak bisa di tolerir pengunjung. 

Apa itu "Pakuak" ?. Mungkin istilah ini sedikit asing, karena merupakan istilah Minang yang belum dikenal semua orang. Tapi bisa di pastikan sering terjadi dimana saja.  Pakuak dalam bahasa Minang berarti jual beli yang dilakukan dengan harga yang tidak sewajarnya. Contohnya : Teh botol yang biasanya di jual seharga lima ribu rupiah perbotolnya, tiba-tiba harganya menjadi sepuluh ribu rupiah ketika kita beli di tempat wisata atau 4 orang makan nasi padang biasa cukup dibayar dengan selembar uang seratus ribu saja, tetapi pembeli tiba-tiba kaget ketika di meja kasir mendapat tagihan dua ratus ribu dengan menu dan porsi yang sama.

Ini fakta yang sering terjadi di tempat wisata, dan dilakukan oleh penjual yang tak bertanggung jawab dengan dalih " nama nya juga tempat wisata" atau ada juga yang dengan enteng nya beralasan "kapan lagi? mumpung lagi liburan". Mumpung lebaran, mumpung yang beli kelihatan kaya, mumpung yang beli orang bule atau mumpung mumpung lainnya yang tak berkesudahan. Akibatnya?, Pakuak dengan sukses membunuh hidup-hidup objek wisata tersebut. Pengunjung akan bicara dari mulut ke mulut tentang "dipakuak" nya mereka dan kendatipun masih ada yang mau berkunjung, mereka akan datang dengan membawa bekal dari luar, ga belanja di dalam. Hingga sering terdengar celetukan ibu-ibu pedagang " Payah kini, buk..rami bana urang, ndak ado nan balanjo" ( Susah sekarang, bu..kendatipun yang datang rame, tapi ga da yang belanja). Nah, ngefek banget tuh ke perekonomian. 

Jadi, rasanya patutlah ini menjadi perhatian bagi pemerintah daerah kedepannya. Agar upaya memajukan sektor pariwisata yang salah satu tujuannya meningkatkan perekonomian masyarakat dapat terwujud sebagaimana mestinya. Tentang bagaimana caranya, tentu ini menjadi tugas bagi pemerintah dan dinas terkait. Karna kasihan juga sama masyarakat ekonomi menengah kebawah, bisa-bisa pulang berdarmawisata bukannya jadi fresh malah kembali stress !

Demikian saja, semoga bermanfaat.