Acara talkshow bertemakan LGBT yang
di tayangkan sebuah TV Swasta tadi malam
benar-benar sangat berkesan. Setidaknya dari statement dan argumen-argumen yang disampaikan oleh para bintang
tamu membuat saya tahu siapa saja tokoh-tokoh yang pro, pro sekaligus pelaku, yang kontra dan ambigu. Disamping itu juga
tampak sekali mana yang ulama, mana yang uuuu-lama, mana yang psikolog, mana
yang KPI dan mana yang “Cape-i”(ga jelas
dan capek denger argumennya)
Awalnya saya sangat kesal sekali,
ketika salah seorang bintang tamu mengatakan dengan lugas bahwa dia adalah
seorang “gay”, bangga sekali dengan statusnya tanpa sedikitpun merasa malu
atas penyimpangan dan penyakit yang dideritanya (ih..geli). Ditambah lagi dengan argumen bintang tamu dari
Aktivis Komunitas LGBT mengatakan betapa selama ini “mereka” dipinggirkan,
di kesampingkan hak-haknya. Malah ada yang menambahkan, betapa sayangnya kita
dengan kaum LGBT yang cerdas dan akhirnya memilih untuk pergi ke negara lain
karena tidak diakui oleh negara sendiri (Silahkan..,
Wong yang normal cerdas saja banyak yang belum diperhatikan).
Sungguh, semakin kesini saya semakin
tidak mengerti, mau dibawa kemana bangsa ini?. Sebagai orang kesehatan kami di
dorong untuk melakukan penyuluhan tentang HIV –AIDS kesana kemari,tentang
kesehatan reproduksi, tentang PHBS dan sebagainya. Ribuan konselor dilatih untuk menanggulangi
dan mencegah tersebarnya virus yang mematikan ini. Tapi disisi lain, sumber
yang menyebabkan “petaka” ini malah sepertinya difasilitasi, bahkan ada yang
katanya “normal” ikut memperjuangkan (geraam...).
Apa mereka tidak mengerti tentang propaganda tatanan dunia baru ? (sepertinya pura-pura tidak tau).
Saya sedih ketika membaca dan mendengar
ceritan salah seorang psikolog yang peduli dengan hal ini. Sejak lebih kurang
10 tahun yang lalu beliau telah menyampaikan kekawatiran dan fakta-fakta yang
akan merusak generasi. Beliau ingin dapat dukungan terkait Porn Awareness yang menjadi akar permasalahan munculnya
penyimpangan seksual. Tetapi tidak digubris. Tidak ada dukungan. Undang-undang
Pornografi yang telah “berdarah-darah” di perjuangkan juga seperti tidak ada
penerapannya.
Ada lagi kelompok yang ambigu,
sikapnya ga jelas..disatu sisi seperti kawatir dengan kemungkinan-kemungkinan
pergeseran norma yang akan terjadi, tapi disisi lain malah bicara tentang hak
azazi. Saya jadi ingat lagi postingan seorang penulis kenamaan waktu itu, yang kalau saya bahasakan sendiri kurang lebih mengatakan “ kami
(yang normal) ini kurang toleransi apa ya, selama ini kan kalian tetap berteman dengan
kami (iyaa..mak gue potong rambut aja
sama elu), tapi haruskah kami membiarkan kalian menularkannya juga pada
anak-anak kami? ". Ah, jangan bilang tak ada propaganda, minta ada undang-undang
yang melegalkan perkawinan sejenis itu kan propaganda nyata (ih, ga bisa ngebayangin jika nanti dapet
undangan : mohon doa restu dan kehadirannya pada pernikahan Ujang dan
Buyung..., lalu Ujang dan Buyung di pelaminan gandengan tangan sama-sama pake
jas ato kebaya..amit amiiit dah).
Tapi saya bersyukur saat closing acara live ini, ketika seorang ulama dengan tegas mengatakan : Kambing Jantan saja sukanya sama kambing betina, jadi jika Laki-laki sukanya sama laki-laki, itu berarti nilainya lebih rendah daripada kambing. Di dalam Alqur'an cuma ada 2 jenis kelamin manusia, pria dan wanita. (Mantaaap...orang cerdas ngomongnya harus lugas)
Kalimat tersebut disambut tepukan tangan oleh yang lain, dan si Bintang Tamu yang pertama tadi sepertinya
menunduk (Alhamdulillah..saya puas karna
masih banyak yang waras).
Dari balik layar lirih saya berdoa, “ semoga orang-orang yang sakit di acara ini cepat bertobat..insyaallah bisa disembuhkan kok, tapi konselingnya sama psikiater dan ustadz ya, mas..jangan sesama gay, yang literaturnya bukan buku saku cetek seperti yang diperlihatkan itu. Saya takut, mas..jika Allah marah. Bangsa ini kan susah memperjuangkannya, bencana jangan di undang-undang ya..
Demikian saja !
sepakat!!!!
BalasHapusMereka tak selayaknya dipinggirkan
Tapi didekati untuk diobati
kalau belum mau berobat
Diberi dukungan agar ada kemauan sembuh
Iya, uni..untuk sembuhpun sebetulnya harus ada keinginan yang kuat dari diri sendiri..smoga Allah membuka kan pintu hati mereka..
HapusHaha. Batua ni. Kambiang jantan se lai suko jo kambiang batino. Ndk pernah kambiang jantan ko neko2 do jo sesamo jantan do. Iko malah manusia yg mambuek baakalamak isi paruik e se :D
BalasHapusItu lah, sri...mandanga se gali raso e. Aneh2 se..:)
HapusBenar mbak Helen! Setuju sama mbak Helen. Saya jadi pengen nonton video perdebatan itu.. Hehe
BalasHapusHehe..iya, mbak. Biasanya ada siaran ulangnya sih mbak..tp di You tube ada kok.., perdebatannya seru tp kadang bikin kesel juga..haha
BalasHapusMakasih mbak..dah berkunjung..
tatanan dunia baru? ya, emang salah satu agendanya adalah mengurangi populasi penghuni dunia. caranya dengan KB dan itu, menyebarluaskan lgbt. kacau deh
BalasHapusButuh dukungan yang sangat besar untuk membuat mereka ingin berubah.
BalasHapus