Selasa, 16 Februari 2016

"Tobat ya, Mas..Bisa di obati kok "

Acara talkshow bertemakan LGBT yang di  tayangkan sebuah TV Swasta tadi malam benar-benar sangat berkesan. Setidaknya dari statement dan argumen-argumen yang disampaikan oleh para bintang tamu membuat saya tahu siapa saja tokoh-tokoh yang pro, pro sekaligus pelaku,  yang kontra dan ambigu. Disamping itu juga tampak sekali mana yang ulama, mana yang uuuu-lama, mana yang psikolog, mana yang KPI dan mana yang “Cape-i”(ga jelas dan capek denger argumennya)

Awalnya saya sangat kesal sekali, ketika salah seorang bintang tamu mengatakan dengan lugas bahwa dia adalah seorang “gay”, bangga sekali dengan statusnya tanpa sedikitpun merasa malu atas penyimpangan dan penyakit yang dideritanya (ih..geli). Ditambah lagi dengan argumen  bintang tamu dari Aktivis Komunitas LGBT mengatakan betapa selama ini “mereka” dipinggirkan, di kesampingkan hak-haknya. Malah ada yang menambahkan, betapa sayangnya kita dengan kaum LGBT yang cerdas dan akhirnya memilih untuk pergi ke negara lain karena  tidak diakui oleh negara sendiri  (Silahkan.., Wong yang normal cerdas saja banyak yang belum diperhatikan).

Sungguh, semakin kesini saya semakin tidak mengerti, mau dibawa kemana bangsa ini?. Sebagai orang kesehatan kami di dorong untuk melakukan penyuluhan tentang HIV –AIDS kesana kemari,tentang kesehatan reproduksi, tentang PHBS dan sebagainya.  Ribuan konselor dilatih untuk menanggulangi dan mencegah tersebarnya virus yang mematikan ini. Tapi disisi lain, sumber yang menyebabkan “petaka” ini malah sepertinya difasilitasi, bahkan ada yang katanya “normal” ikut memperjuangkan (geraam...). Apa mereka tidak mengerti tentang propaganda tatanan dunia baru ? (sepertinya pura-pura tidak tau).

Saya sedih ketika membaca dan mendengar ceritan salah seorang psikolog yang peduli dengan hal ini. Sejak lebih kurang 10 tahun yang lalu beliau telah menyampaikan kekawatiran dan fakta-fakta yang akan merusak generasi. Beliau ingin dapat dukungan terkait Porn Awareness yang menjadi akar permasalahan munculnya penyimpangan seksual. Tetapi tidak digubris. Tidak ada dukungan. Undang-undang Pornografi yang telah “berdarah-darah” di perjuangkan juga seperti tidak ada penerapannya.

Ada lagi kelompok yang ambigu, sikapnya ga jelas..disatu sisi seperti kawatir dengan kemungkinan-kemungkinan pergeseran norma yang akan terjadi, tapi disisi lain malah bicara tentang hak azazi. Saya jadi ingat lagi postingan seorang penulis kenamaan waktu itu, yang kalau saya bahasakan sendiri kurang lebih mengatakan “ kami (yang normal) ini kurang toleransi apa ya,  selama ini kan kalian tetap berteman dengan kami (iyaa..mak gue potong rambut aja sama elu), tapi haruskah kami membiarkan kalian menularkannya juga pada anak-anak kami? ". Ah, jangan bilang tak ada propaganda, minta ada undang-undang yang melegalkan perkawinan sejenis itu kan propaganda nyata (ih, ga bisa ngebayangin jika nanti dapet undangan : mohon doa restu dan kehadirannya pada pernikahan Ujang dan Buyung..., lalu Ujang dan Buyung di pelaminan gandengan tangan sama-sama pake jas ato kebaya..amit amiiit dah).


Tapi saya bersyukur saat closing acara live ini, ketika seorang ulama dengan tegas mengatakan : Kambing Jantan saja sukanya sama kambing betina, jadi jika Laki-laki sukanya sama laki-laki, itu berarti nilainya lebih rendah daripada kambing. Di dalam Alqur'an cuma ada 2 jenis kelamin manusia, pria dan wanita. (Mantaaap...orang cerdas ngomongnya harus lugas)

Kalimat tersebut disambut tepukan tangan oleh yang lain, dan si Bintang Tamu yang pertama tadi sepertinya menunduk (Alhamdulillah..saya puas karna masih banyak yang waras). 


Dari balik layar lirih saya berdoa, “ semoga orang-orang yang sakit di acara ini cepat bertobat..insyaallah bisa disembuhkan kok, tapi konselingnya sama psikiater dan ustadz ya, mas..jangan sesama gay, yang literaturnya bukan buku saku cetek seperti yang diperlihatkan itu. Saya takut, mas..jika Allah marah. Bangsa ini kan susah memperjuangkannya, bencana jangan di undang-undang ya..

Demikian saja !

8 komentar:

  1. sepakat!!!!
    Mereka tak selayaknya dipinggirkan
    Tapi didekati untuk diobati
    kalau belum mau berobat
    Diberi dukungan agar ada kemauan sembuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, uni..untuk sembuhpun sebetulnya harus ada keinginan yang kuat dari diri sendiri..smoga Allah membuka kan pintu hati mereka..

      Hapus
  2. Haha. Batua ni. Kambiang jantan se lai suko jo kambiang batino. Ndk pernah kambiang jantan ko neko2 do jo sesamo jantan do. Iko malah manusia yg mambuek baakalamak isi paruik e se :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu lah, sri...mandanga se gali raso e. Aneh2 se..:)

      Hapus
  3. Benar mbak Helen! Setuju sama mbak Helen. Saya jadi pengen nonton video perdebatan itu.. Hehe

    BalasHapus
  4. Hehe..iya, mbak. Biasanya ada siaran ulangnya sih mbak..tp di You tube ada kok.., perdebatannya seru tp kadang bikin kesel juga..haha

    Makasih mbak..dah berkunjung..

    BalasHapus
  5. tatanan dunia baru? ya, emang salah satu agendanya adalah mengurangi populasi penghuni dunia. caranya dengan KB dan itu, menyebarluaskan lgbt. kacau deh

    BalasHapus
  6. Butuh dukungan yang sangat besar untuk membuat mereka ingin berubah.

    BalasHapus