Tentang Perjalanan

"Hidup adalah tentang sebuah perjalanan, dimana seseorang yang diam menetap tidak akan bisa berkembang sedangkan yang berpindah-pindah selalu mendapatkan kejutan dari sang pencipta yang membuat kita berbeda dari orang lain."

Tentang Kehidupan

"Jangan takut oleh kemarahan orang sehingga kita takut berkata dan bersikap jujur."

Tentang Kesungguhan

"Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan."

Tentang Kebijaksanaan

"Orang bijak menemukan kebijaksanaannya melalui kerasnya kehidupan."

Tentang Kesabaran

"Sejak kita menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan, sejak itu pula kesabaran menjadi kewajiban kita."

Jumat, 29 Januari 2016

Terimakasih ODOP

Ini lah hidup, dengan segala kejutan. Bahagia yang menyeruak di dada membuat jemari sedikit gemetaran merangkai kata. Allah, aku bahagia. 

Rasa yang membuncah di hati, dan imajinasi yang berkeliaran difikiran terkadang tak selamanya bisa diungkapkan dengan lisan. Biar lapang dan tersalurkan, kadang kita butuh cara lain untuk "memuntahkannya". Tulisan !. Memang dengan menuliskan rasa dalam rangkaian kata tak ditemukan jawab nyata dengan segera. Tapi, selalu ada yang lapang ketika deretan kosakata telah tertuang.

Hari itu, 10 Januari 2016. Secara tidak sengaja kutemukan info tentang Komunitas ODOP (One Day One Post) di Facebook. Sebuah Komunitas yang dibentuk oleh seseorang Penulis sekaligus "Pejuang" luar biasa yang belakangan baru ku tahu profilnya. Grup ini kurang lebih bertujuan untuk membiasakan diri menulis setiap hari. Terkesan sederhana, tetapi aktivitas seperti ini lah yang dilakukan para penulis-penulis hebat sebelumnya. Ah, tentang ini..tanyakan langsung saja pada Bang Syaiha fikir ku, yang ku tahu..aku ingin menulis, dengan segala keterbatasan ilmu yang kumiliki saat ini. " Meskipun acak-acakan, menulis sajalah", saran Pak Guru ini. 

Tantangan pertama ku lalui, menulis minimal 6 kalimat perhari. Di posting dimana saja dulu, ga da blog di wall facebook juga bisa. 

Biasanya ku menulis pagi hari, Di bis selama perjalanan rentang 45km dari rumah menuju tempat bekerja. Menulis apa yang dialami, difikirkan dan dilihat. Posting, tag ke bang Syaiha. Kacau?, biarlah..yang penting aku lega..Ga Percaya ? Coba aja.. :)

Di grup, ada kuliah-kuliah nya, kuliah menulis, marketing Blogging dan yang pasti berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai penjuru.

Oya, ada yang bikin hari ini aku begitu bahagia..
Aku dah punya Blog cantik, lagi-lagi terima kasih Bang Syaiha..
Membukanya serasa masuk kerumah baru..

Semoga, Allah memberkahi aktivitas baru ini..termasuk memberi pahala dan kemudahan bagi orang-orang yang telah membantu ku..aamiin..

Sudah dulu ya..aku mau menuju ruang kebahagiaan yang lain,"Lingkaran Cinta" sedang menanti.
Terima kasih ya, Robb..atas warna-warni perjalanan ini

*Ba'da dzuhur jelang lq*



Kamis, 28 Januari 2016

BUNGA-BUNGA JABATAN

Menjadi pejabat adalah cita-cita sebagian orang. Dikatakan sebagian karna memang tak semua juga menginginkannya. Ada yang merasa lebih tenang jika menjadi staf saja dan sudah pasti setiap pilihan ada konsekuensinya.

Bicara tentang Jabatan dan Pejabat, seperti tidak bisa terlepas dari kritik dan saran. Kenapa? Karna itu adalah semacam bunga-bunga yang akan mewarnai masa sepanjang menjabat dan mampu membentuk wilayah kekuasaan yang di naungi menjadi taman penuh kenangan. Lho? Kenangan?..ya, Bukan kah jabatan itu tidak abadi. Suatu saat pasti jadi kenangan. Pasti! 

Sebagai Pejabat terutama pejabat publik, untaian kalimat yang terlafaz akan senantiasa disimak. Banyak penyimaknya. Layak lah jika Pejabat di katakan sebagai Decision Maker. Orang akan menunggu-nunggunya. Jadi dibutuhkan pertimbangan yang akurat sebelum membuat sebuah pernyataan. Salah-salah narasi, bisa saja menjadi bumerang dan melukai. Setidak nya itu lah yang sering terjadi belakangan di tanah air tercinta ini. Asal bicara!. Wajar jika orang- orang heboh, entah terungkap di dunia maya atau pun nyata. Kadang-kadang seperti ada semacam ketidaksiapan yang terpampang. Karna tidak semua posisi juga terbereskan dengan istilah "learning by doing". Pengalaman dan kesiapan mental adalah harga mati sebuah jabatan. 

Tapi kembali ke konsep awal, gejolak..kritik dan saran adalah "bunga-bunga jabatan". Jangan terlalu reaktif dan hilang keseimbangan. Tetap lah belajar jika jabatan telah sampai di tangan. Dan, jangan lupa..tetap lah "mendengarkan", karna dengan demikian bapak dan ibu pejabat akan menjadi ulil amri nan mumpuni. Insyaallah..

Jum'at Barokah ; 290116

Rabu, 27 Januari 2016

NILAI KESUNGGUHAN

Seorang bapak tua terlihat begitu bersemangat menjalani rutinitas yang biasa dilakoninya setiap pagi. Ya, sebagai tukang sapu jalanan.Tidak sekedar membersihkan sampah yang terlihat saja, tapi beliau juga tidak segan-segan mengeruk dedaunan yang menumpuk di sela-sela separator.

Kue..kue, suara bapak paruh baya itu bisa dijadikan patokan jam setiap paginya. Jika pada saat menjajakan jualannya gerobak beliau berada di depan Mesjid Muhajirin komplek perumahan ini, berarti bisa kita perkirakan waktu pada saat itu menunjukkan sekitar pukul 6.20 WIB.

Seorang Kepala Daerah membuat gerakan subuh berjamaah, dan berjanji akan menyiapkan reward untuk pelajar yang sholat subuh berjamaah di mesjid berturut-turut minimal 40 hari, dengan harapan agar kedepannya hadir generasi yang tidak saja memiliki kecerdasan intelektual semata, tapi juga cerdas spiritual. Beliau menyatakan bahwa kita tidak mungkin hanya bisa bermimpi punya Pemimpin yang baik untuk bangsa ini, jika dari sekarang tidak berupaya mencetaknya.

Subhanallah..

Itu adalah sekelumit gambaran tentang orang-orang yang bersungguh-sungguh dengan amanah yang disandangnya. Mereka
tidak saja sekedar "menjalani" tapi juga "mengisi", bahkan berupaya keras mewujudkan visi.

Lalu bagaimana dengan kita yang berpola fikiir "stagnan"?
"Ya, sudah lah..tahun kemaren juga begini, buat apa nambah-nambah kerjaan?"
"Itu tidak mungkin, rumit jika dilaksanakan..yang biasa-biasa sajalah"
Kurang lebih demikian kalimat yang sering terdengar. Tanpa kesungguhan dan visi yang jelas. Larut dengan agenda yang itu-itu saja.

Jadi siapa pun dan dimanapun posisi kita, pelajari lah..buatlah agenda dan rencana terukur untuk semua langkah yang akan kita jalani. Bersungguh-sungguh..dan Allah tak kan menyia-nyiakan kesungguhan itu..


-Kamis Gerimis ; 280116

Selasa, 26 Januari 2016

Empat Waktu Sampai Kelas Empat

Memandangi wajah siswa  siswi yang seangkot dengan ku pagi ini, mengembalikan ingatan pada kenangan ketika aku sebaya mereka. Masa dengan penuh kelucuan, kepolosan dan kenakalan. Sekolah, main..sekolah, main. Ga da yang dijadikan beban. Riang, suka-suka. Sesekali merajuk, lalu dalam hitungan menit tertawa lagi setelah dibujuk.

Bicara tentang masa kecil, ada tingka yang sangat berkesan dan penuh kenangan, yaitu tentang Sholat. Rukun Islam yang sangat ditekankan mama pada ku. Sejak usia 5 tahun aku sudah terbiasa sholat. Mama sholat, aku juga ikut sholat. Mama selalu mengingatkanku, " Sholat dulu, Nak..Sholat dulu, Nak " ,setiap kali kularut dengan permainan. Alhamdulillah, lama-lama menjadi kebiasaan. Ga perlu disuruh-suruh lagi jika waktu  sudah masuk, aku kecil akan beranjak sholat. Tapi ada satu sholat yang sering bahkan sedikit kulakukan. Lebih banyak ketinggalan daripada kulaksanakan. Sholat Isya. Sampai kelas empat SD sholat ku cuma empat waktu. Subuh, Zuhur, Ashar dan Magrib. Isya?..Bolong. Kenapa?..Karna ku selalu mengantuk ba'da magrib. Selalu tertidur,teratur sekali tidur ku. Sebelum waktu Isya masuk, aku telah terlarut dalam buaian mimpi. Meskipun mama sering menasehati bahkan memarahiku, tetap saja sholat yang satu ini bolong.
Pernah suatu kali mama membangunkan dan memaksa ku wudhu, lalu aku sholat dengan mata tertutup, cepat dan setelah itu melompat lagi ketempat tidur. Kebayang kan betapa bandel nya aku?.

Suatu hari, Tek Gadih tetangga ku datang ke rumah bersama suami dan anak nya Ipit. Ipit teman sekelas ku. Kami sama-sama kelas empat waktu itu. " Uni, Awak sama Uda mau ke Pekan Baru, mungkin seminggu. Jadi kalau si Ipit Awak titip disini ga apa-apa, Ni? ".
"Ga apa-apa, lagian kan bisa bareng Helen ke sekolah" sambut Mama. Aku girang banget. Punya kawan main. Meskipun punya adik, tapi pada saat itu rasanya lebih enak main sama teman dari pada bersenda gurau sambil mengasuh adik. Ah, aku tak suka.

Hari pertama Ipit menginap.Ba'da magrib seperti biasa mata mulai berat. Ku bilang sama Ipit kalau mau segera tidur. Lalu Ipit bilang " Sholat Isya dulu, Len..setelah itu baru tidur". Aku ga mau. Ipit bilang " masa sholat helen empat, kata bu Is guru Agama sholat wajib itu kan lima". Hmmmm, malu. Akhirnya dengan langkah berat saat adzan isya ku ikuti langkah Ipit. Wudhu dan Sholat.

Hari Kedua,ketiga,keempat sampai ketujuh, Sholat ku Lima waktu. Mama sampai terkagum-kagum melihat perubahan ku. Bahkan sampai Ipit dijemput ibu nya kembali, mata ku tetap bersahabat. Ga buru-buru tidur ba'da magrib. Sholat Isya dulu.

Alhamdulillah..dahsyatnya pengaruh sahabat.
Meskipun pada saat itu aku belum mengerti arti sahabat sholeh, tapi kenangan itu sangat memberkas sampai sekarang diingatan. Bahkan, lebaran kemaren ketika jumpa dengan Ipit, ku ceritakan pada anak-anak nya tentang ibu mereka. Tentang sholat, dan tentang kedisiplinan. Boleh saja awalnya dari keterpaksaan, tapi Alhamdulillah sampai dewasa kebaikan itu menjadi kebiasaan.

Ini cerita tentang sahabat kecil ku..

Bagaimana dengan Sahabat mu?

-Pagi On the Road ; 270116

Senin, 25 Januari 2016

Angin Langkisau

Entah darimana awal sejarahnya, tp angin kencang di musim panas dan kering seperti ini sering di sebut "urang awak" dengan nama "angin langkisau".

Ini hari kedua angin berhembus kencang. Sepanjang jalan terlihat tidak sedikit pohon-pohon besar tumbang, bahkan sampai tercabut ke akar-akar nya. Atap rumah-rumah penduduk juga banyak yang rusak, pondok-pondok bertebangan, dan padi disawah terkulai lemah.

Menyikapi fenomena alam ini, ada beberapa tips agar kita terlindung dari efek angin langkisau ini :

1. Sebisanya kurangi aktivitas d lapangan, terutama di sekitaran pohon-pohon besar dan bangunan yang kurang kokoh.

2. Banyak minum air putih, karna angin kering di musim panas ini akan beresiko untuk kesehatan.

3. Pakailah pelembab dan lotion keluar rumah, untuk melindungi kulit.

4. Jangan lupa selalu siapkan lampu emergensi, karna bisa saja ada gangguan listrik tiba-tiba.

Demikian, smoga bermanfaat!