Minggu, 14 Februari 2016

Lelaki Ubi Kayu

"Nak, jika kamu nanti mau menikah..pilih lah lelaki yang seperti ubi kayu", ucap seorang ibu pada anak gadisnya nya yang mulai beranjak dewasa. Wajah lelah wanita 58 tahun itu terlihat jelas, namun masih menyisakan raut cantik masa mudanya dulu.  Fitri bergegas mendekati ibunya, jarum dan benang rajutan yang sedari tadi menari lentik dijemarinya segera ia bereskan. Mata Fitri selalu berbinar setiap kali ibu membahas topik seperti ini, layaknya bola lampu petromak yang baru saja dinyalakan. Terang !

Bagi gadis yang usianya sudah layak menikah, tentu materi tentang cinta dan pernikahan adalah sebuah bahasan yang sangat mengundang penasaran. Tidak saja ketika sedang bercanda dengan teman-teman, tetapi di pengajian pun demikian. Kajian tentang munakahat bikin betah duduk dengan khidmat mendengarkan, sesekali tersipu malu jika ditanya atau menanyakan sesuatu. Ah, merah jambu...( pengalaman euyyy..).

"Lelaki Ubi Kayu? Maksud nya bagaimana, bu?", kalimat ibu yang menggantung bikin Fitri penasaran. Andaikan tidak malu pada Sang ibu, pasti Fitri sudah lari kedalam rumah, mengambil pulpen dan kertas dari tas, lalu mencatat semua hal penting yang akan disampaikan ibu . (Ah, ga sebegitunya kelesss..kan ga masuk soal ujian tengah semester..hehhehe).


Begini Filosofinya..

Ubi kayu atau sebagian orang menyebutnya dengan singkong adalah sejenis tumbuhan yang hampir bisa hidup dimana saja. Menanam dan merawatnya pun sangat lah mudah. Terkadang tanpa di tanam pun , asal batangnya nempel di tanah akan tetap tumbuh. " Dima talatak dima tumbuah" kata orang Padang. Tentang manfaat? jangan di tanya lagi..pasti banyak yang tahu karunia Allah yang bisa di dapat dari pucuk sampai umbi.

Lalu apa hubungannya dengan Lelaki?
Ditengah persaingan dan tantangan hidup yang semakin lama makin terasa, sebagai perempuan tentulah kita butuh partner halal (baca : suami) yang enak di ajak bekerjasama. Lelaki kreatif dan produktif yang tidak mudah menyerah dalam mencari nafkah untuk keluarga. Nah, di sini lah letak benang merahnya. Lelaki yang bak Ubi Kayu akan bisa eksis dimana saja. Tidak canggung atau kehilangan akal untuk bertahan hidup. Ada- ada saja ide nya untuk mendapatkan uang, pastinya tanpa meninggalkan konsep halal. Berbagai potensi yang berada pada diri digalinya dan tentu satu kata yang sering menjadi musuh kreatifitas telah di buang nya jauh ; gengsi !

Ga da gengsi bagi si Lelaki ubi kayu, Yang ia fikirkan hanyalah bagaimana daunnya rimbun dan umbinya besar hingga mampu mengenyangkan. Terkadang kita merasa jengah melihat pemuda bertubuh kekar yang mondar mandir kehilangan akal. Betah menyandang status berbulan bahkan bertahun-tahun sebagai pengangguran.  Ujung-ujungnya karna tak mampu bertengkar dengan dengan rasa lapar, tanpa berfikir panjang melakukan tindak kriminal. Yah, demi uang..

"Ooo, jadi begitu, bu?", kata Fitri setelah mendengar ulasan panjang ibunya. Dia sangat mengerti kenapa ibu sangat menekankan hal ini, karna sejak 25 tahun menikah, ibunya lah yang bekerja memenuhi kebutuhan keluarga dengan susah payah. Kemana si Ayah? Menganggur puluhan tahun dengan betah. Untung lah wanita itu tegar dan sabar.

Bagaimana para gadis ? apakah mau menikah dengan lelaki malas atau lelaki ubi kayu? Yang pasti jika kita menikah dengan lelaki ubi kayu, jangan kawatir akan kelaparan. Dari mana kita tahu?.. ah, informasi tentang track record seseorang sangat mudah mengetahuinya, itu sangat gampang..

Demikian saja.. 

Semoga ada manfaatnya..

20 komentar:

  1. Balasan
    1. Mb Rina mau ubi kayu nya Uni olah dulu jadi kripik ato gorengan?..di Padang ubi jalar bisa di bikin jadi Kripik sanjai lho... hehehhe

      Btw, makasi mb..sudah berkunjung.. :)

      Hapus
  2. bagus tulisannya mba...

    spakat,bahkan manusia bisa blajar dri tumbuhan, slh satunya yh ubi kayu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, Eka..alam akan mengajarkan kita banyak hal. Terimakasih Eka..terimakasih juga atas kunjungannya :)

      Hapus
  3. aku juga mau lelaki ubi kayu itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah, Ulfa pasti akan menemukannya. Uni yakin itu.. :)

      Hapus
  4. Mantap nih bagi wanita lajang yg sedang memilih calon. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...makasih, Mas Amirullah, telah berkunjung kesini. Insyaallah, Lelaki Ubi Kayu itu Mas Amirullah salah satunya.. :)

      Hapus
  5. Ubi kayu, hei ubi kayu, dimana kau? Wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar kita cari bareng2 ya, Mb Ana..buat bikin combro..:)

      Hapus
  6. Filosofi yang luar biasa... Menginspirasi sekali... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...trimakasih, Mas Heru..
      Trimakasih juga sudah berkunjung.. :)

      Hapus
  7. Ahh..suamiku ubi kayu banget nih..nggak sudah dirawat. Hahhaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...bahagianya,mbak Sabrina..hehehe

      Hapus
  8. Semoga saya bisa menjadi seperti ubi kayu.. Dimanapun diletakkan, bisa tumbuh dan memberikan manfaat..

    Keren analoginya Uni.. Tulisannya juga oke bingits...

    BalasHapus