Minggu, 14 Februari 2016

Noda-Noda Kesetiaan

"Dia pria yang baik banget, wawasannya luas, kami saling curhat" cerita perempuan cantik di depan ku dengan mata berbinar. Dia bercerita setelah kupergoki menelfon lama dipojok ruangan. "Dimana Mbak kenal dia?", selidik ku. " Di Facebook, kami tak pernah ketemu, dia tinggal di ujung timur Indonesia". Aku menarik nafas dalam. Ini bukan kali pertamanya ku liat ibu dengan 3 orang anak itu menerima telfon diam-diam. Suaranya yang mendesah dan nyaris tak terdengar terkadang membuatku merinding, persis seperti ketika teman se kost semasa kuliah dulu telfon-telfonan di tengah malam. Tadinya ku kira dia menggigau, karna handphone yang menempel ditelinganyanya tertutup oleh bantal. Rupanya tidak..pantas lah diskon nelfon tengah malam bikin sebagian orang senang fikir ku saat itu. 


Seorang bapak dengan 6 orang anak yang semuanya sudah remaja bercerita dengan bangga " mantan saya nelfon  nih..dia bilang lagi ada masalah dengan suaminya, dia selalu curhat kalau lagi galau". 

Astaghfirullah, lirih ku berucap. 

***

Pernikahan adalah sebuah perjanjian yang erat. Mitsaqan Ghaliza. Ketika kita telah memiliki suami atau istri itu artinya dialah tempat curahan segala permasalahan dan suka duka. Bahagia dinikmati bersama, demikian juga ketika melewati masa-masa penuh ujian dan duka. Rahasia?..seharusnya tidak lagi ada. 




Pasangan halal yang Allah takdirkan adalah yang terbaik buat kita. Kadang tak sempurna memang, nama nya manusia, pasti ada kekurangan,tetapi bukan berarti kita bebas mencari orang lain sebagai tempat curahan hati. Apalagi lawan jenis. Kita bisa saja berdalih " Kami cuma saling curhat, kami teman biasa, nyaman cerita sama dia, dia ga nyebelin, asik, ga kaku, beda sama pasangan saya". Beribu alasan bisa saja kita ciptakan hanya untuk mendapatkan pengakuan bahwa apa yang kita lakukan itu benar. Tetapi tetap saja itu adalah kesalahan besar yang menodai kesetiaan.

Tidak ada persahabatan sejati antara pria dan wanita melainkan ada cinta yang mewarnainya. Apalagi ketika kita sudah berstatus sebagai suami atau istri. Sungguh, itu adalah perbuatan yang akan menyakiti perasaan satu sama lain jika sempat diketahui. 

Iseng ku bertanya: " Mbak..jika yang melakukan hal seperti ini adalah suaminya ,mbak.. kira-kira bagaimana?". Spontan dia menjawab  "ga bisa donk, itu tidak boleh terjadi". Nah lho?

Rumah tangga yang nyaman dan tenang adalah idaman setiap orang. Tetapi untuk membentuknya di butuhkan kesabaran, pengertian dan pengorbanan. Kita bersabar dengan sikap pasangan yang mungkin menurut kita belum ideal, sembari perlahan menumbuhkan kebaikan dan memperbaiki kekurangannya. Kita hadirkan pengertian sembari sedikit demi sedikit memasukkan "rasa" dan kita rela berkorban sambil berharap akan manis di ujung nya. 

Entah bagaimana jadinya rumah tangga jika keluh sana kesah sini pada orang-orang yang mungkin hanya akan memberi kebahagian semu. Jangan harap kita akan mendapat ketenangan jika " kucing-kucingan" bermain rasa dengan yang lain. Meskipun kita beri label "teman". 

Fikirkan lah, kawan..

6 komentar:

  1. Banyak sebastian di luar. . Sebatas teman tapi perhatian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe..dapat istilah baru saya, mbak..SEBASTIAN..

      Mmg banyak kejadian begini mbak..kasian aja ngebayangin perasaan suami ato istri mereka jika tahu.

      Btw, makasih ya mbak..sudah berkunjung..:)

      Hapus
  2. Banyak sebastian di luar. . Sebatas teman tapi perhatian

    BalasHapus