Jumat, 19 Februari 2016

Kalau bukan Allah, siapa lagi ?

Bismillah...

Jalan hidup memang tidak bisa di tebak, bahkan sedetik kedepannya sekalipun. Jika saat ini seorang yang lagi membawa kendaraan berada di kilometer 57, tidak ada yang bisa menjamin dia bisa sampai pada kilometer 58 dengan selamat. Siapa yang menyangka jika seorang SJ yang hampir setiap hari tertawa di depan layar kaca, sekarang justru sedang bergelut dengan permasalahan. Ada juga yang mungkin kemaren merasa begitu sedih dan kecewa, seperti di silet oleh kata-kata, sekarang justru merasa terhibur oleh kabar bahagia yang mampu menghapus pedihnya luka. Hidup bisa di rencanakan, tetapi tidak bisa di pastikan. Itu mutlak kewenangan-Nya.

Terkadang saat realita tak sesuai harapan, kita bertanya tentang keadilan. Padahal jika kita tuntut adilnya manusia, itu tak ubah nya bagai dua rel kereta, boleh saja searah, tapi tak kan bersatu. Karena adil itu tentang cara pandang, tergantung seseorang menilik dari sisi mana.


Subhanallah, langit senja hari ini begitu indah. Burung-burung berbaris terbang membentuk busur dan anak panah. Seakan-akan mereka dengan bangga bicara pada hati yang kemaren gundah, 

" Tahu kah kamu siapa yang mengatur dan menggerakkan kami?, memberi kami makan, mengajarkan kapan kami harus pulang ? Allah ! , masih kah Engkau ragu dengan kekuasaannya? "


Merenung menatap alam dalam kesendirian itu juga di perlukan. Karna terkadang dalam diam lah kita bisa memaknai firman Allah. Setelah kesulitan ada kemudahan. Lalu setelah rongga dada terasa lapang pulang lah, temui DIA dalam sujud panjang.

Kalau bukan Allah, siapa lagi ?



2 komentar:

  1. Perenungan yang dalam nih..
    Kita seperti rel kereta api, sejalan tapi tak bisa bersatu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..mmg lagi baper nih, bang..Alhamdulillah, alam pun memberi pelajaran..

      Makasih, bang..sudah mampir kesini..:)

      Hapus