"Fatih.. kesinilah, nak, Ummi mau bercerita". Kisah tentang tentang tekad, perjuangan dan asa.
Sejak Allah takdirkan Ummi dinas dipemerintahan, Ummi telah ber azzam untuk memberi perubahan dan menghadirkan gebrakan, setidaknya di bidang yang Ummi pegang. Bagi ummi, jika yang dilaksanakan itu hanya rutinitas seperti biasanya, buat apa Profesi ummi dihadirkan disana? jadi harus ada yang berbeda. Seperti kata Abi, "kita harus berbuat lebih, hadirkan ruh dalam setiap pekerjaan, suatu saat kesungguhan itu akan memunculkan kita dari kerumunan, seperti pahlawan nasional yang nama nya sampai sekarang tetap di kenang".Entah karna Abi guru sejarah, tapi yang di ucapkan Abi Fatih itu tak salah.
Kadang untuk mewujudkan tekad itu, ummi sering harus berdamai dengan perasaan. Ummi pernah menangis, pernah terluka, pernah diremehkan. Ide-ide ummi dianggap tidak penting, tidak perlu di prioritaskan. Tak jarang ummi juga kehilangan kesabaran. Tetapi ummi tidak takluk dengan "pembunuh-pembunuh kreatifitas". Karna ummi tahu, masyarakat membutuhkannya. Ummi tak ada kepentingan lain, hingga Allah selalu saja menghadirkan kekuatan.
Tatkala lelah menggoda, kembali Ummi teringat celetukan seorang teman : "Buat apa melakukan itu semua, menambah pekerjaan saja, bukankah dengan melaksanakan tugas seadanya dan biasa-biasa saja tak kan mengurangi gaji kita?". Dia berargumen sambil gelang-geleng kepala melihat Ummi yang sibuk mempersiapkan undangan untuk tokoh masyarakat yang akan dihadirkan pada kegiatan esok harinya. Ummi tak membantah, nak..ummi dengarkan tanpa berniat menghentikan rencana ummi sedikitpun.
Setiap tahun ummi pasang target. Bukan,bukan target masuk nya uang ke pundi-pundi. Tapi bagaimana "titipan rakyat" kembali ke rakyat. Tentang salary, bagi ummi rasanya sudah lebih dari energi yang terealisasi.
Tahun kemaren Ummi dapat Piagam Satya Lancana Karya Satya. Itu artinya telah 10 tahun Ummi mengabdi untuk negri ini. Alhamdulillah, rasanya sudah banyak yang berubah. Perjuangan ummi sudah berbuah. Tatalaksana dan kegiatan inovatif berhasil Ummi munculkan. Masyarakat senang, pasien puas. Ummi tidak saja mendapatkan penghargaan dari propinsi, tetapi juga apresiasi dari kementerian. Ummi sering di ajak menjadi narasumber ke berbagai propinsi di Indonesia, diminta memberi materi sekaligus memotivasi. Kalau bukan undangan-undangan spesial ini, mungkin ummi belum bisa merasakan sedap nya Sop Kaledo (Kaki Lembu Donggala) di Teluk Palu, menikmati keindahan Gili Trawangan di Lombok sana, mengagumi keindahan alam dari Jembatan Barelang dan menatap Sungai Musi dari pojok River Side. Perjalanan-perjalanan itu adalah "hadiah" dari Allah, nak.
Tetapi perjuangan ternyata belum selesai, masih banyak yang mesti ummi bereskan. Tentang mindset orang-orang di akar rumput yang pongah seperti flamboyan. Ah, sungguh Ummi jengah. Bukan kah yang kita kelola saat ini adalah amanah?
Fatih, anakku..
Memang dirimu masih belum mengerti dan ummi juga tidak sedang berkisah tentang sebuah kehebatan. Karna ummi sadar bahwa yang dilakukan belum sebarapa, belum apa-apa. Tapi dari sekelumit kisah sore ini ummi selipkan asa dalam untaian doa, semoga Fatih yang ummi cintai kelak bisa sehebat Muhammad Al Fatih. Sang Penakluk, yang tak mudah takluk !
"Mari, nak..kita pulang"
Aamiin semoga Allah kabulkan doanya um...
BalasHapusAamiin..allahumma aamiin. makasih Nindy..:)
HapusIkut terinspirasi kisah ummi *sambil nyari tisu* :')
BalasHapusMenjadi yang lebih selalu begitu ya mi, banyak yang ngremehin. Bukan memotivasi biar lebih giat lagi, malah ngendorin semangat.
Dik fatih pasti bangga punya ummi kayak ummi :)))
Iya,Nurul..ga da perjuangan tanpa pengorbanan. Insyaallah,..aamiin.
HapusSuatu saat, ketika Fatih sudah besar dan mengerti banyak hal, ia pasti akan terharu membaca tulisan ini.
BalasHapusTeruslah berjuang ya, Ummi.. Sampaikan salam sayang saya untuk Fatih..
Salam Om Syaiha sudah di sampaikan ummi. Salam balik dari Bang Fatih buat dedek Alif dan Ummi Ella..
HapusWuidih, keren banget :D saya suka cerita ini, jujur saja, waktu baca tulisan ini, gak tau kenapa, seolah-olah saya sedang di ceritakan sama mbak helen,,, :D terharu, bagaimana cintanya seorang "Ummi" dengan si fatih, jadi kangen sama orang tua nih :v
BalasHapusHehehe...makasih Dafi. Kelak klo udah besar..Ummi juga ingin Fatih pinter IT kayak kak Dafi.
BalasHapusKasih Sayang Orang Tua mmg tak tergantikan, Dafi. Jangan sia-siakan harapan mereka ya..Smg Kak Dafi sukses di masa depan. Salam kenal dari Fatih..:)