Bismilah..
Disela gelegar petir dan derasnya
hujan yang mengguyur bumi Padang, kucoba tuangkan perasaan yang hadir ketikaku
berada diketinggian 35 ribu kaki diatas permukaan laut dengan burung besi.
Meskipun pada saat itu kulihat penumpang banyak yang tertidur pulas karna
menempuh perjalanan dimalam hari, justru fikiranku berkeliaran bebas. Rangkaian
aksara seakan meloncat-loncat dibenakku, seperti anak ayam yang mencicit-cicit
ingin dikeluarkan dari kandang. Tiba-tiba ku rindu pada benda yang belakangan
rutin menemaniku, tapi sayang urung kubawa. Laptop ! Ku ingin menulisnya.
Perasaan atau hal apakah itu?
Hingga malam ini aku masih ingin sekali menulisnya ?. Sebetulnya ini bukan
tentang kekawatiranku diperjalanan. Insyaallah..tentang
ini aku berserah. Sudah mulai terbiasa juga menempuh perjalanan sendiri. Jadi
mengenai apa ? Ya, bener sekali. Ibroh
atau Pelajaran yang ku temui.
Senin 22 Februari ku berangkat ke
Jakarta. Ibukota negara, pusat perkantoran dan kementerian dinegara ini. Aku
kesini dalam rangka memenuhi undangan ditjen Farmasi dan alkes Kemenkes RI
untuk ikut diacara pembahasan materi pembekalan pelayanan kefarmasian. Ini
adalah rapat paling keren yang kuikuti. Kenapa tidak ?, tidak semua Pharmacist yang berada di grassroot
sepertiku bisa duduk disini, rapat bersama orang-orang luarbiasa yang
kapabilitasnya dibidang kefarmasian tak usah diragukan lagi.
Adalah Pak Adji, seorang akademisi.
Beliau pinter luarbiasa. Ilmu Farmasi Klinis agaknya sudah mendarah daging
baginya. Coba saja diskusikan tentang sebuah kasus terapi, seperti sebuah
literatur , praktek dan kajiannya akan dijelaskan
dengan bahasa yang mudah dicerna. Belum lagi ide-ide yang beliau munculkan
serta ulasan terkait dunia kefarmasian
yang disampaikan, selalu brilian ! setiap kalimat punya landasan. Baik
dari hasil penelitian maupun ataupun undang-undang.
Pak Elon, sosok humble,hangat dan cerdas. Ga akan ngrasa
tegang jika berdiskusi dengan beliau. Suasana bisa diciptakannya menjadi akrab.
Padahal klo difikir-fikir, bapak ini pejabat tinggi lho..tapi dari awal
kumengenal beliau, yang hadir adalah motivasi bagaimana agar yanfar terlaksana
dengan baik.
Bu Indah, senyumnya seindah
namanya. Aku tidak sedang memuji, senyum bisa saja dibuat-buat, tapi keindahan
hanya terasa jika ada tulus menghiasinya. Tahun 2012 pertama kali kumengenal
beliau, sampai sekarang tulus itu masih terasa. Beliau menguraikan materi demi
materi dipertemuan atau pelatihan, motivasinya terasa, nada bicaranya lembut,
tegas dan jelas. Tidak menggurui tapi mengisi. Sehingga bagiku ada rasa malu
jika balik dari pelatihan tidak segera melaksanakannya. Kharisma itu anugrah, dan tentang tulus, aku merasakannya..
Da Andri, beliau seniorku dulu
dikampus. Meskipun pengalamannya sudah banyak, tapi bicara dengan da Andri tetep asik..selera humornya tinggi,
masih seperti dulu. Seperti yang kurasakan, da Andrie tidak tinggi hati.
Termasuk ketika kemaren kali pertama kubertemu setelah beliau dilantik menjadi pejabat.
Tetep, ..dia adalah da Andrie yang kukenal dulu. Santai..tapi bertanggungjawab.
Mbak Indri, kemaren kali kedua
kubertemu. Perkenalan pertama dulu di Lombok, pada saat kemenkes juga
mengadakan pertemuan apoteker dari berbagai propinsi di Indonesia. Dari sana
sudah terlihat bahwa Mbak Indri adalah seorang Apoteker kreatif. Beliau
mengasuh web konsultasi obat. Dan beberapa waktu lalu juga menyabet Platinum di
ajang bergengsi, Farmasi berjaya disini. Sebagai Teman Sejawat saya turut
bangga atas prestasinya. Tapi bagaimana seorang Indri ? kami tetep berjabat
tangan hangat saat bertemu, seolah-olah kami ini adalah sahabat yang telah
saling mengenal berpuluh tahun yang lalu. Kami sharing dan saling berbagi
cerita. Adakah angkuh?, tidak..itu jauh dari sosoknya. Aku selalu pakai
indikator untuk menilai hal ini. Apa itu? Hati ku..
Aku bersama Mbak Indri dan Bu Indah |
Ada beberapa orang lagi hadir di
rapat yang sangat berkesan ini. Mereka Orang-orang pintar dan rendah hati. Bu
Helsy dengan gairah dan semangatnya, bu Lia dengan kelembutannya dan bu Heni
yang penuh kharisma.
Tak ada adu pintar dalam rapat
ini, yang ada adalah saling mendengarkan dan aju pendapat dengan santun minus
tegang. Ga ada yang perang urat leher seperti di rapat-rapat lain yang sering
kutemui. Ga ada yang berambisi untuk saling menjatuhkan. Ga ada yang dandan
berlebihan, semuanya pas dan bersahaja.Ini adalah tim yang solid. Beberapa kali
mengikuti lawatan bersama ibu dan bapak disini, rasanya tidak lagi berada
dilingkungan pejabat yang kerap menjaga jarak dan sikap yang dibuat-buat.
Bersama rasanya terasa dekat. Aku sangat menikmati dan merindukannya.
Inilah pelajaran yang kudapat di
32,5 jam perjalanan ke Metropolitan kemaren. Bagiku keren itu adalah seperti
beliau-beliau. Pintar dan rendah hati. Bukan pintar tapi tinggi hati, apalagi
sama sekali tidak pintar tapi sangat tinggi hati . Untuk poin yang ketiga ini,
rasa-rasakan sajalah..jika itu ada pada diri , cepet buang ya..malu kita..Apa
kata dunia nanti J
Sekian
Semoga kita juga bisa menjadi orang yang selalu rendah hati dan menyenangkan buat orang lain..
BalasHapusAamiin..allahumma aamiin..makasih,bang..
HapusAamiin..allahumma aamiin..makasih,bang..
HapusWah wah. Mantap ni. Smg farmasi klinis smkin berkembang. Amin.
BalasHapusSalam sejawat :p
Aamiin..makasih sri..salam Pharmacist..:)
HapusAamiin..makasih sri..salam Pharmacist..:)
Hapus