Hari ini mau nulis apa, ya? Sepertinya untuk merubah atau membentuk kebiasaan cuma butuh waktu seminggu sampai dua minggu saja. Caranya dengan melakukan aktivitas yang kita targetkan secara rutin dalam rentang waktu tersebut, insyaallah..pada hari berikutnya kita akan menjadi terbiasa, bahkan merasa ada yang kurang jika tak melakukannya. Setidaknya demikianlah yang saya alami. Sejak tanggal 11 januari rutin ODOP (One Day One Post), ga nulis sehari perasaan gimana gitu..
Saat ini adalah hari ketiga saya cuti, ga kerja seperti biasanya. Sengaja cuti tahunan saya ambil di awal tahun, karna ingin memberi "upah" bagi tubuh yang setiap hari bolak-balik kayak setrikaan melewati jalan yang sama, pastinya dengan jarak tempuh yang lumayan kilometer nya. Tapi pagi ini kok tiba-tiba rindu ya pada aroma obat?..Rindu ngoceh tentang obat. Baiklah, karna ga lagi dekat pasien, akan saya coba menuangkannya disini saja..
***
Ok, Teman..
Kamu pernah denger tentang Antibiotik bukan? Pernah minum Antibiotik?, Pernah sakit?, Apa setiap sakit minum antibiotik?. Wadduuuuh...pertanyaanan kok bertubi-tubi..hehe. .
Suatu hari seorang pasien bertanya saat menyerahkan resepnya ke apotik. " Maaf, bu..Di resep saya ada dikasih dokter antibiotika ga,bu?. Biasanya nih bu..kalo suami saya sakit kepala, setelah minum Asam Mefenamat satu dan Antibiotik satu butir yang saya beli di toko obat, sakitnya langsung reda, bener-bener manjur banget antibiotik itu". Pasien itu nyerocos saja ngomongnya kayak lagi kampanye Pilkada. Biasanya nih..untuk pasien yang seperti ini langsung saya bawa ke ruang Konsultasi Obat yang sudah lama ada disini. Menjelaskan obat pada pasien salah kaprah begini ga bisa sampai depan apotik saja, bisa panjang ceritanya. " Baiklah, bu..saya ambilkan obat ibu dulu, setelah itu ibu keruangan saya, ya..ada yang mau saya jelaskan". Pasien itu mengangguk, tanda setuju.
Untuk menjelaskan sesuatu, selalu saya perhatikan siapa pendengarnya. Tak akan muncul bahasa-bahasa Farmasi yang melangit jika yang menjadi audiens adalah seorang ibu rumah tangga biasa dengan pengetahuan seadanya. Kita bisa tau dari awal perkenalan.
***
Antibiotika berasal dari bahasa Yunani, anti berarti "melawan" dan bios berarti "hidup". Jadi Antibiotika itu adalah obat yang digunakan untuk melawan, membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Jelas disini bahwa antibiotika hanya diindikasikan untuk pasien yang terkena infeksi bakteri dan tidak diberikan untuk penanganan penyakit yang disebabkan oleh virus semacam flu, pilek dan sebagainya.
Bagaimana kalau kita sembarangan minum Antibiotik ?
Antibiotik itu bisa kita ibaratkan sebagai peluru yang di tembakkan ke bakteri yang menginfeksi tubuh. Nah, agar peluru itu tepat sasaran, tentu kita juga harus membidik nya dengan tepat. Pilihan Antibiotik untuk setiap penyakit yang terindikasi infeksi tentu berbeda-beda, tergantung jenis kuman yang menghinggapi. Oleh karena itulah, karna keterbatasan pengetahuan kita sebagai pasien, Antibiotik harus kita dapatkan dengan resep dokter, jangan beli antibiotik sembarangan. Sakit kepala yang sembuh setelah minum satu butir asam mefenamat dan antibiotik bukan lah karna manjur nya antibiotik. Tetapi karna efek dari asam mefenamat sebagai analgetik atau anti nyeri. Jadi buat apa kita minum antibiotik juga? ga ada gunanya malah. Kasihan kan ginjal kita yang terbebani oleh "sampah-sampah" tak berguna ?
Kapan waktu minum antibiotik ?
Sehari itu ada berapa jam ?.. 24 jam bukan?. Jadi bila di etiket tertulis aturan pakai obat 3 kali sehari 1 tablet, itu artinya kita harus membagi waktu yang 24 jam menjadi 3, jadi antibiotiknya diminum setiap 8 jam. Biar tidur tak terganggu, biasanya saya sarankan pasien minumnya tiap jam 6 pagi, jam 2 siang dan jam 10 malam. Demikian juga untuk antibiotika yang aturan pakainya 2 kali 1 tablet sehari. Itu artinya kita minum setiap 12 jam. Jika kita minumnya acak-acakan, maka bakterinya jadi kebal atau yang lebih sering disebut resisten. Si bakteri bisa saja pingsan dan pura-pura tidur lalu bangun dengan pasukannya yang lebih banyak, lebih fresh dan tidak takut dengan antibiotika yang sama dngan dosis yang sama yang kita tembakkan. Serem kan?..Bisa saja antibiotiknya kita ganti dari golongan yang berbeda, tetapi bukan kah itu akan menambah biaya?, ingat, penemuan antibiotik itu tidak setiap saat lho..klo ga da satu pun antibiotik yang mempan bagaimana?
Jadi, mulai sekarang jangan sembarangan minum obat lagi ya...khususnya antibiotik. Jika ada yang perlu dikonsultasikan terkait obat, bisa temui Apoteker.
***
"Terima Kasih banyak, nak..penjelasannya bermanfaat sekali". Ibu itu menyalami ku, dan tersenyum sumbringah meninggalkan Puskesmas kami. Memang ilmu-ilmu sederhana yang telah saya jelaskan, tapi terlalu banyak masalah terkait antibiotika ini di lapangan. Semoga Allah memberi kekuatan untuk senantiasa berbagi dan mengabdi. Insyaallah..
Demikian saja, Semoga bermanfaat ..
Ini yang sering saya jelaskan ke banyak teman yang sering menganggap antibiotics segalanya... Mau menulis mengenai hal ini dari dulu Cuma belum kesampaian...
BalasHapusIya, Mbak..saya juga sangat prihatin dengan kesembrawutan penggunaan antibiotik ini..bahkan mereka sangat mudah mendapatkannya dimana saja..
HapusSungguh mencerahkan, Kereen uni...
BalasHapusTrimakasih, Rifa..Alhamdulillah. Trimakasih juga atas kunjungannya..:)
HapusSaya baru tahu yang pembagian 3 kali sehari itu. Biasanya saya mah, pagi siang sore aja membaginya.. hehe
BalasHapusHehe.iya, bang. Pasien disini awalnya juga mengira begitu. Obat memberi efek jika konsentrasi nya di dalam darah berada pada range Therapeutic Window, jadi meskipun frekuensi minum obat sudah benar, tetapi waktu minum obat nya tidak tepat, efek terapinya juga tidak sesuai dengan yang diharapkan.
HapusAlhamdulillah..
Trimakasih atas kunjungannya ya, bang..