Jumat, 11 Maret 2016

Semangat Besar di Apotek Mini

Apotek

Pagi ini segar sekali. Aku baru saja balik dari lapangan balaikota. Senam. Semoga dengan gerakan teratur yang kulakukan penuh semangat tadi, bisa mengurangi sekilo dua kilo berat badanku..hehe..Semudah itu kah ?

Selesai senam, ku langsung balik ke Puskesmas. Ga berminat juga nyari sarapan berlama-lama. Nanti sajalah. Toh dengan cadangan lemak yang lumayan banyak, aku tak akan mati kelaparan dengan hanya menunda sarapan sejam dua jam.

Sesampai di Puskesmas, ku masuk keruangan sempit ini. Ukurannya 3x2meter, tapi karna bentuknya letter L, jadilah luasnya 4 meter saja. Sebuah ruangan yang tidak sesuai standar apotek seharusnya. Tapi mau bagaimana lagi, mau tidak mau kami harus tetap semangat melayani. Meskipun kadang ada rasa kesal " ini kenapa ya? Puskesmas dibangun baru, tapi ruangan apotik alakadarnya, sama sekali tak sesuai standar". Jika dikatakan tak ada koordinasi, cukup Allah sajalah yang menjadi saksi. Betapa jauh sebelum pembangunan sudah kami sampaikan, ". Ini lho, ukuran apotik yang ideal. Ada wastafel dan sebagainya. Tapi ya beginilah. Mungkin juga karna Puskesmas ini dibangun dari dana bantuan, jadi kami harus ikhlas menerima. Toh nanti jika ingin Puskesmas ini di akreditasi, mereka akan pusing sendiri. Kenapa ?, karna satu saja ruangan tidak memenuhi standar, ya gagal lah kisah akreditasi yang di dengung-dengungkan. 

Walaupun ruangan ini kecil dan sangat mungil, sebagai penanggung jawab ruangan tetap ku upayakan pelayanan dan tatanannya seideal mungkin. Diruangan ini ada sebuah lemari tempat menyimpan obat yang di stock untuk 1 bulan pemakaian. Posisinya menghadap ke pintu utama (memang ada pintu lain?..hehehe..tentu saja tidak ). Obat-obat disusun di lemari ini secara alfabetis, mulai dari Amoksisilin, Antasid, Ambroksol, Betahistin Mesilat, Calsium Lactas, Deksametason dan seterusnya. Tujuannya apa ? agar memudahkan mengambilnya. Obat juga disimpan dengan sistem FEFO (First Expired First Out), artinya obat yang tanggal kadaluarsa yang lebih dekatlah yang duluan dikeluarkan. Tujuannya untuk mengendalikan agar tidak banyak obat yang kadaluarsa.

Disisi kiri ada sebuah etalase. Obat-obat yang telah dikeluarkan dari lemari untuk pemakaian harian diletakkan disini. Tetap disusun alfabetis, dan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaannya. Salep berderet sesama salep, obat tetes juga begitu. Jadi sebanyak apapun pasien, pelayanan bisa dilakukan dengan cepat dan insyaallah akurat. Disamping etalase dekat kaca menghadap keluar, diletakkan sebuah meja kecil. Ya, terang saja meja kecil, besar dikit tak kan bisa masuk. Lha, tadi saya bilang sempit kan ?. Disinilah kami meracik obat seperti puyer. Di atas meja berjejer peralatan bikin puyer, lumpang, stamfer, sudip dan kertas perkamen. Ada juga lem dan etiket serta spidol permanen. Untuk embalase dan lain-lain kami letakkan  di atas etalase. 

Ruangan apotek kami juga dilengkapi dengan sebuah komputer dan jaringan internet. Kami gunakan komputer ini untuk menginput penggunaan obat harian, kedepannya akan dilaksanakan SIKDA. Menunggu kelengkapan sarana dan prasarana dari bagian lainnya dulu. 

Alhamdulillah, meskipun ruangan ini sempit, kami bisa melaksanakan pelayanan farmasi dengan baik. " Hati se di palapang " kata orang Minang. Maksudnya, Hati saja dibikin lapang, biar tidak suntuk dan bisa tersenyum. Syukurlah disini ada tiga orang asisten apoteker yang penuh semangat setiap hari.

Meskipun apotek nya begitu, ada satu hal yang bikin saya senang. Untuk memberikan pelayanan farmasi yang lebih baik, dan menjalankan peran  sebagai Apoteker, saya punya ruangan sendiri. Sebuah ruangan Konsultasi Obat. Letaknya sekitar 3 meter dari apotek. Jadi untuk pasien yang akan konsultasi terkait obat , saya bawa ke ruangan ini.Seru juga, jika emak-emak curhat tentang penyakit dan obat yang digunakannya di 'bilik' ku ini.
Ruang Konsultasi Obat

Demikianlah sedikit tentang gambaran ruangan kerjaku. Apapun adanya, aku sangat mencintai dunia farmasi. Ku berharap ini akan menjadi ladang amal. Semoga apa yang dilakukan menjadi pemberat timbangan kebaikan di hari perhitungan nanti. Insyaallah..


catatan : Tulisan ini untuk memenuhi tantangan ODOP tentang deskripsi ruangan.





4 komentar:

  1. Balasan
    1. Banyak Typo2, Fikoh..smalem uni ga sempat ngedit..lagi ga enak body..hihu. Btw, makasih, ya..

      Hapus
  2. Waw Uni, keren. Ruangannya kecil tapi besar manfaatnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih, mbak Ella. Sebisa2nya dimanfaatkan dengan maksimal, mbak. Tugas negara..hhehe

      Malasih Ummi Alif atas kunjungannya..:)

      Hapus