Senin, 07 Maret 2016

Jangan sakiti Istri ! Karna bukan Anda yang membesarkannya.

Setiap kali seorang istri curhat tentang rumah tangganya, akan kuusahakan untuk bersikap netral. Lebih memposisikan diri menjadi pendengar setia dan tidak ikut terbawa perasaan ketika memberikan masukan. Tapi akan sangat sulit bagiku untuk bisa memahami jika yang dikeluhkan tentang suami yang ringan tangan, atas alasan apapun !. Apalagi jika kekerasan itu diulang lagi, diulang lagi, di ulang lagi. 

Akhirnya airmata yang sedari tadi dia tahan menetes juga. Suaranya bergetar menceritakan semua derita yang dialami. Tadinya ku tak begitu saja percaya. Karna menurutku, harusnya saat ini mereka hidup berbahagia atas segala rahmat yang Allah berikan pada keluarga kecil itu. Tapi kenyataan sebaliknya.

Bukan kali pertamanya ku mendengar keluhan istri tentang KDRT. Setidaknya ini sudah cerita kelima dari orang berbeda yang entah mengapa memilihku untuk berbagi cerita. Tentang kenapa cerita "sensitif" ini diungkapkannya, akupun tak tau. Yang pasti, selama itu bisa membuat orang lain merasa lega..aku siap mendengarnya.






Wanita itu lembut, perasa, lemah, butuh kasih sayang dan kenyamanan. Mungkin jika saat ini disebarkan angket tentang 10 hal yang diinginkan  seorang istri dari suaminya, saya yakin..diposisi pertama akan tertulis kasih sayang atau yang terkait dengan itu. Apakah Cinta, pengertian atau yang lainnya. Itulah mengapa ketika anda menikah, banyak yang mendoakan ; semoga berkah, semoga sakinah, mawaddah wa rahmah. Tenang, Cinta dan Kasih sayang. Dari Cinta dan Kasih sayanglah hadir ketenangan.

Memang, ketiga komponen itu harus diciptakan bersama, kedua pihak harus memiliki komitmen untuk menghadirkannya. Hanya saja, kenapa jika pinta tak sesuai harap tangan bergerak ?, meninggalkan bekas bilur-bilur biru ditubuh wanita yang dulu Anda minta pada orang tuanya. Ingat, bukan anda yang membesarkannya !, bukan Anda yang mengganti popoknya ketika dia masih bayi dan akhirnya tumbuh menjadi wanita dewasa dan anda nikahi.

Islam telah menuntun bagaimana cara membimbing istri jika bersalah, juga tentang apa yang dilakukan jika Anda tak lagi "ingin" padanya.

Membenturkan kepalanya kedinding dan membiarkan darah mengalir dari hidungnya itu kezholiman. Apalagi mencekik hingga wanitamu nyaris kehilangan nafasnya.

Bukan adegan sinetron saja rupanya. Dikehidupan nyatapun kisah kejam ini sering terjadi. Mari kita bersabar menghadapi godaan dunia, disaat syaithan semakin kreatif menjalankan misinya. Senantiasa dekatilah DIA, agar hadir rahmah (kasih sayang) dihati kita.

Jika memukul kucing dengan lidi saja rasanya tak tega, lalu kenapa kita harus menyakiti jiwa dan raga orang yang (pernah) kita cinta. Jika hatimu telah ditutupi benci, cobalah ingat kenangan indah ketika bahagia bersamanya. 

Sabar dan Syukur. Itu saja kuncinya..
Tentang masalah..semua punya..

Sekian


9 komentar:

  1. menjalani rumah tangga,...

    tantangannya luar biasa yh Uni,..

    nyambung tuh tulisan bang syaiha, Laki2 dinikahi karena Keimanan dan tanggung jawabnya...

    kalau rupanya ganteng, tapi sifatnya serigala (jadilah ganteng2 serigala) ups...

    maksudnya rugilah dunia akhirat...(ngeri)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Eka, ga salah islam menganjurkan kita untuk menjadikan agama sebagai kriteria utama..

      Hapus
  2. Uni.. Saya jadi ingat seorang muslimah Amerika yang blak-blakan mengulas ayat tentang larangan memukul istri. Dalam sebuah ayat, kata beliau, tertera jika istri membangkang boleh dipukul namun dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas, dengan kata lain Allah mencoba menyampaikan dengan maksud tersirat "Jangan kau pukul istrimu, bodoh!". Sebab tidak ada pukulan yang tidak meninggalkan bekas.kecuali pukulan yang dilakukan nabi Ayub (kalau tidak salah) kepada istrinya. Ketika itu sang istri meninggalkan nabi Ayub Dalam keadaan sakit parah, sehingga nabi Ayub bersumpah demi Allah akan mencambuk istrinya tujuh kali kalau kembali. Ternyata istrinya kembali dengan perasaan menyesal. Nabi Ayub yang sudah terlanjur bersumpah memohon petunjuk lalu Allah memerintahkan beliau tetap melaksanakan sumpah yakni mencambuk sang istri sebanyak tujuh Kali menggunakan 7 helai jerami yang dipukulkan ke tubuh istri. Dipukul dengan jerami 7 helai mana sakit ya? Yang ada geli. Heheh. Dan itu sudah cukup membayar sumpah. Sesungguhnya Allah Maha Lembut Dan membenci kekerasan.

    Rasulullah, ketika Aisya bertingkah karena cemburu sehingga membuat beliau sangat marah dan berkata " Aisya, kemarilah". Aisyah ketakutan Dan menutup matanya lalu mendekat ke arah Rasul. Aisyah pikir akan dipukul, namun justru Rasul memeluknya sambil berkata " telah luruh amarahku dengan memelukmu".. Ahh, so sweet banget...

    Uni..maaf ya komen saya kepanjangan. Kalau suami pukul istri apalagi sampai berdarah2 patut dipertanyakan keimanannya, kalau dia Islam, keislamannya, sebab Allah Dan Rasul tidak memerintahkan maupun mencontohkan demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali,mbak..semuanya ada tuntunannya. Dan sebaik2 teladan adalah Rasulullah saw. Semoga kita terhindar dari amarah yang berlebihan. Karna kekerasan tidak saja meninggalkan bekas pada raga, tapi juga trauma di jiwa.

      Sebagai istri kita juga harus berupaya untuk tidak memancing amarah suami, tp sebagai suamipun harus banyak2 belajar bagaimana membimbing istri.

      Sekali lagi makasih mbak sabrina,atas tanggapan dan kunjungannya. Ulasan mbak sabrina sangat bermanfaat sekali.. :)

      Hapus
  3. Komennya mbak Sabrina jd satu tulisan tuh.. Hahaha

    Doakan saya bisa sayang istri terus ya Uni..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe..bener, bang. Bakat nulis nya mbak Sabrina memang kliatan banget.. :)

      Aamiin. Insyaallah bang Syaiha adalah suami dan ayah yang baik.. :)

      Hapus
  4. Hatimu lembut... namun tegas... setegas tulisanmu.. mantaapp...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih, Mbak Indri..kita akan terus saling menyemangati...:)

      Hapus
  5. Hatimu lembut... namun tegas... setegas tulisanmu.. mantaapp...

    BalasHapus