10 Maret 2016, genap 60 hari saya"terjerumus" di dunia bergelimang aksara. Sebuah komunitas yang tidak saja menyeret untuk membiasakan diri menulis, tapi juga menghibur. Jujur saja, sebelumnya ketika grup ini jalan 30 hari, saya sedikit merasa ga enak. Bagaimana tidak, setiap hari hampir 1000 notifikasi grup ODOP di whatsapp masuk. Handphone ga berhenti berbunyi. Sebagai orang yang tipenya agak-agak serius (jiaaaah...), saya agak jengah dengan perbincangan dengan topik berpindah-pindah. Setiap bahasan terkait kepenulisan saya screenshot. Yang lain, saya abaikan.
Tapi, itu dulu. Ketika saya mendadak "amnesia". Lupa dengan materi Dinamika Kelompok yang pernah saya pelajari. Pada akhirnya disadari bahwa ; komunitas ini anggotanya beragam, dengan usia beragam, pekerjaan beragam, kesibukan beragam, pola pikir beragam. Yang ingin diseragamkan itu adalah tekadnya untuk menulis setiap hari, bukan yang lain. Jadi silahkan dinikmati, raup ilmunya, nikmati prosesnya. Tulisan bercetak tebal ini adalah hasil kontemplasi yang saya lakukan sendiri. Alhamdulillah..terlihat bukan, sampai hari ke-60 ini saya bertahan dan semakin menikmati. Malah saya sudah mulai paham gaya tulisan beberapa orang member. Saya bahkan tidak melewatkan tulisannya. Meskipun gangguan sinyal kadang membuat saya gagal meninggalkan jejak, tapi tulisan teman-teman ODOP sudah menjadi menu wajib bacaan setiap hari. Disini saya belajar, disini juga saya bertumbuh. Insyaallah..
Malam ini akan dibahas tentang 4 orang yang sering saya kunjungi "rumahnya". Ya, setidaknya saya mendatangi bukan karna mereka kebagian arisan blog saja, tetapi jauh sebelumnya. Kenapa ?, karna selalu saja ada "ilmu" yang bisa saya curi sepulang blog walking dari rumah para blogger ini. Siapa saja 4 orang yang luar biasa ini ?
Silahkan disimak :)
Mbak Julia Rosmaya. Di negri perODOPan tulisan beliau tidak asing lagi. Renyah dan sarat ilmu. Bahkan nih teman-teman, saya baru paham sedikit tentang seluk beluk Badan Karantina Pertanian setelah "mengacak-acak" lapak tulisan mbak ini. Bener ! Coba saja baca tulisan yang berjudul Bu Animal, hehehe..disamping enak dibaca, juga ada nilai pengetahuannya. Pantaslah ketika saya berada di bandara Soekarno-Hatta, saat melihat tulisan Animal Quarantine, jadi ingat mbak Maya. Sukses ya, mbak, saya tunggu kelanjutan part novelnya yang lagi on progress.
Nah, sekarang tentang Kang Sae. Pria dengan nama lengkap Muhammad Saepudin ini sabar sekali. Berkali-kali jadi trending topic grup, tapi tetep asik-asik saja. Sepertinya lajang kelahiran Serang, 18 Mei 1992 ini sangat menikmati. Tentang tulisannya, juga asik dibaca. Mengalir dan ga ribet. (memang ada ya jenis tulisan yang ribet ?..hehe. Ada, itu menurut saya sebagai pembaca ). Penasaran dengan tulisan-tulisannya ?..klik aja link diatas, ya.
Beda dengan Kang Sae, Mas Ahmad Farid lain lagi. Mahasiswa ini sepertinya lebih suka menulis tulisan hikmah. Saya suka membacanya. Tulisan-tulisan singkat yang ending nya bisa bikin kita menarik nafas dalam sambil berfikir "bener, ya". Lanjutkan Mas Ahmad. Setiap penulis punya ciri khas sendiri,.
Di hari yang ke enam puluh ini, saya sudah bisa membedakan, mana tulisannya Mas Ahmad dan mana tulisannya Mas Ken Patih. Bagi saya Mas Ken itu adalah seorang penulis yang pintar. Lihat saja tulisannya berjudul Nama Pena vs Nama Alay. Ga terlihat sedikitpun klo yang ditulis itu sebetulnya tentang tugas arisan blog. Idenya dikemas sedemikian rupa sehingga terbentuklah sebuah tulisan bagus. Itu cuman satu dari sekian banyak tulisan mas Ken Patih, jika kamu pengen rileks disaat suntuk sedang melanda, bisa juga nih jalan-jalan ke http://gokilspirasi.blogspot.co.id/, http://mumetnesia.blogspot.co.id/ dan beberapa blog lain yang berisi tulisan Mas Ken yang mak nyuss..krenyes-krenyes..
Mereka luarbiasa !
Apapun adanya, menjadi bagian dari komunitas ODOP adalah sebentuk nikmat Allah untuk saya. Trimakasih Bang Syaiha. Setidaknya untuk 60 hari yang sangat berarti. Tetaplah bimbing kami dengan sabar tanpa bosan..
Alhamdulillah..
Catatan : Tulisan ini untuk memenuhi tantangan arisan blog dunia ODOP
Alhamdulillah sudah selesai nih, Uni. Saya masih bingung mau nulis apa.
BalasHapusInsyaallah, Mbak Nindy pasti bisaa..uni suka baca tulisannya, mbak..:)
HapusAku juga sempat mau mundur dari ODOP tapi akhirnya bisa mengejar ketertinggalan.... terimakasih uni sudah mengenalkan aku dengan dunia lain ini...
BalasHapusAlhamdulillah. Sama2, mbak. Bersama mbak Indri uni lebih bersemangat..:)
HapusWahh uni kerennn B G T
BalasHapusMakasih, Fikoh..uni rindu sama puisi2 mu, dinda..
HapusMantap uni
BalasHapusMakasih, Kang Sae..
HapusThanks sudah mengulas, mbak bro. Hoho. Tetap menginspirasii...
BalasHapusTrimakasih, Mas Ken..Insyaallah..
HapusThanks sudah mengulas, mbak bro. Hoho. Tetap menginspirasii...
BalasHapusUni, memangnya notif grup tidak dimute? Waw nggak kebayang kalau tidak dimute, bakalan berisik. Kalau saya, semua grup ta mute aja. Biar tidak mengganggu kesejahteraan. Hehehe
BalasHapusHehee..iya, ya. Tidak uni mute sih, Mbak El. Tapi bener juga ya..after that uni mute aja deh..;). Btw, makasih, mbak Ella..:)
Hapus