Senin, 05 September 2016

Menyulam Luka (5) - Ambon, I'm Coming



Sebulan yang lalu

"Kamu serius,Vin? bukankah karirmu di perusahaan ini sudah cukup bagus?" Lina berhenti menyedot jus alpokat kesukaannya dan menatap tajam pada Vinny. Dia tak mengerti dengan rencana sahabatnya ini. 

"Jangankan serius, Lin..2 ato 3 juga boleh," gurau Vinny sambil tersenyum. Sepasang lesung pipi terlihat jelas di wajah gadis berkulit putih ini. 

"Oke, sekarang beri aku 3 alasan kenapa kamu memilih untuk ikut tes itu, bukankah nanti penempatannya tersebar di seluruh wilayah NKRI? bagaimana kalau kamu bertugas di Indonesia bagian timur, jauh dari si Mbok dan Abah. Sudahkah kamu pertimbangkan baik-baik, Non?"

Pertanyaan Lina yang bertubi-tubi membuat Vinny tertawa. Wajar saja, mereka sudah bersahabat lama. Perkenalan Vinny dan Lina pertama kali ketika registrasi ulang mahasiswi baru di auditorium Universitas Andalas. Lina berasal dari Bukittinggi, sementara Vinny asli Sunda dan tinggal di Jakarta. Seangkatan, sejurusan, se kost, sama-sama wisuda dan sama-sama di terima bekerja di perusahaan Farmasi ternama di Jakarta. Kebersamaan yang cukup lama itu membuat mereka sudah seperti saudara kembar saja. Jalan-jalan bersama, dan saling berbagi keluh kesah. Ketika Vinny memutuskan untuk ikut tes CPNS dan baru cerita saat akan ujian, terang saja membuat Lina kaget.

" Lin, sepertinya untuk masa depan, aku ngrasa kurang cocok dengan ritme pekerjaan disini. Coba kamu bayangkan betapa sibuknya kita, target demi target yang dibebankan perusahaan sungguh membuatku lelah. Mungkin selama ini kelihatannya aku menikmati pekerjaan ini, tapi sesungguhnya tidak. Kebetulan saja kita masih lajang, bagaimana kalau kita sudah berumah tangga dan punya anak? aku merasa ga bakal sanggup bagi waktu, Lin. Meskipun setiap pekerjaan pasti ada tantangan, tapi aku pengen jadi PNS saja, sepertinya cocok deh buat perempuan seperti kita," ulas Vinny panjang lebar sambil memainkan sedotan di gelas yang berisi lemon tea yang tinggal separuh. 

"Eeeeepppss, kalo kamu sudah menikah dengan Mas Tomy ga perlu kerja lagi, bukan?. Suami setajir itu buat apa kerja?" celetuk Lina seenaknya.

Kucubit punggung tangannya, "Lina manis, masih ingat tidak apa yang kubilang semasa kuliah dulu?"
"Tidak, .." jawab Lina cepat.

"Sahabatku, denger ya baik-baik. Pekerjaan menurutku bukan semata-mata untuk mencari uang. Toh, jika sudah menikah yang wajib menafkahi itu kan suami, bukan istri. Tapi bekerja bagiku adalah sebuah eksistensi untuk mengeksplorasi ilmu yang selama ini kugali, pengabdian profesi dan boleh juga sebagai bentuk konstribusiku untuk negri, kamu paham kan, neng?" panjang lebar kujelaskan alasanku pada gadis bermata minus ini.

"Baiklah..tapi bagaimana dengan Mas Tomy? Bukankah dia serius mau nglamar kamu?" Lina masih penasaran.

"Mas Tomy belum pasti jadi milikku bukan?, jika Allah takdirkan dia suamiku, akan ada jalan keluar, tapi jika tidak, dunia masih terbentang kan kawan?" sambil merentangkan kedua tangan kuberdiri, lalu berjalan menuju kasir kantin. Jam istirahat sudah berakhir. Kami harus kembali ke pekerjaan masing-masing. 

***

Nomer Ujian 40313506776. Nama Vinny Kartika Sari. Penempatan BPOM Ambon. 

Mata ku tak berkedip melihat pengumuman ini. Bahagia dan haru yang kurasa bagaikan hujan yang turun setelah panas berkepanjangan. Segala duka airmata, kecewa dan kecamuk yang kurasakan terobati oleh pengumuman ini. Aku lulus. Aku akan terbang, meninggalkan segala kenangan. Membuka lembaran baru, merajut mimpi di negri Ambon Manise. 

Terima kasih ya, Allah..Engkau selalu punya cara spektakuler untuk menghibur hamba-Mu yang bertahan dalam kesabaran.

Tiiiit....Tiiit..

Sebuah pesan whatsapp masuk ke telfon genggamku 

Bagaimana, Vin? Hasilnya sudah keluar? Mas khawatir kalau kamu lulus.
Diujung pesan disertakan emoticon orang dalam keadaan cemas. 

Alhamdulillah, Mas. Aku lulus. Penempatan di Ambon. Terima kasih
Tanpa emoticon kubalas pesan Mas Tomy datar. 

Sambil melangkah ringan, batinku berbisik  "Engkau masa laluku, Mas. Dan inilah masa depanku"



(Bersambung)




7 komentar: