Langit mulai menjingga. Ku seduh secangkir coffemix dengan menambahkan sedikit gula. Seujung sendok saja, biar bertambah kenikmatannya. Oh, Kopi...entah sejak kapan aku mencandumu. Lalu ku alihkan pandangan pada sederet buku dilemari. Ada beberapa yang sama sekali belum kubaca. Bahkan sampul plastiknya masih utuh. Memang setiap bulan setidaknya kubeli dua atau tiga buku, tapi pada kenyataannya, aku hanya bisa menyelesaikan membaca 2 buku saja setiap bulan. Kecuali novel, dalam waktu kurang dari 48 jam selesai kulahap. Apalagi jika bahasanya asik dan alurnya menarik, selalu tak sabar pengen tahu endingnya.
Kuambil sebuah buku, karangan penulis kebanggaanku. Salim A Fillah. Sebetulnya buku ini sudah lama ada, tapi belum tuntas kubaca. Lapis-lapis Keberkahan. Jadi teringat film Ketika Mas Gagah Pergi, Kalau tidak salah, Mas Gagah juga memegang buku ini ketika adegan pulang dari Ternate. Alhamdulillah..Sore menjelang senja nan sangat indah. Lengkap sudah bekalku menuju teras rumah, secangkir kopi, sepotong roti tawar, dan sebuah buku. Sambil menunggu Pangeranku pulang, kularut dalam rangkaian aksara penuh makna. Terimakasih Tuhan.
Baru seperempat jam, tiba-tiba tetangga datang bertandang. Segera kututup buku dan menyambutnya riang. " Uni, apakabar?,. Ghani makin lucu, ya..."sapaku. Wanita paruh baya tetanggaku ini adalah seorang guru SMA. Punya seorang balita. anak pertama yang selamat terlahir dari rahimnya setelah beberapa kali keguguran akibat virus toxoplasma. Sebelum sembuh dan terbebas dari virus tersebut, dokter belum membolehkan hamil. Sampai akhirnya hasil tes laboratorium menyatakan negatif, tak adalagi virus, dan beberapa bulan kemudian ibu ini hamil. Lahir lah seorang bayi tampan. Muhammad Ghani.
"Alhamdulillah,baik" Lalu terlarutlah kami dengan pembicaraan dengan tema "gado-gado". Tentang Syiah, LGBT, JIL dan permasalahan-permasalahan lain yang belakangan muncul dinegara ini. Bahasan berat, tapi nyata adanya. Sejenak terlintas difikiranku, " Duhai Pak Presiden, apakah bapak serius mau membenahi bangsa ini?, sungguh kami kawatir dengan generasi yang akan datang".
Ketika burung-burung terlihat sudah kembali pulang, Ibunya Ghani juga pamit. Kami sepakat untuk selalu menyertakan dalam setiap doa panjang kami agar bangsa kita dilindungi. Bangsa ini terlalu berharga jika harus diacak-acak.
Disela tegukan terakhir kopi yang setia menemani dari tadi, telfon genggamku berbunyi. SMS dari Sang Pangeran " Sayang, Uda balik kesekolah lagi, ya..tadi saat dijalan uda baru ingat, flashdisk uda ketinggalan. Insyaallah 10 menit lagi Uda sampai di rumah"
"Ok, Cinta" balasku singkat via SMS. Kuberanjak kedalam, mempersiapkan diri untuk menemui-NYA. Sang Penggenggam Dunia. Allah..
"Ok, Cinta" balasku singkat via SMS. Kuberanjak kedalam, mempersiapkan diri untuk menemui-NYA. Sang Penggenggam Dunia. Allah..