Dari jauh Angela tersenyum simpul
memperhatikan Devila yang keliatan bete banget nemenin Si Oma ke Puskesmas. Ah
kamu Devil, tahu tidak ?, namanya lansia sudah seharusnya didampingi pergi
berobat. Kenapa ?, karena selain fisik mereka yang mulai melemah, rata-rata
lansia itu sudah mengalami PDIP. Wadduuuh...lansia
ikutan aktif di parpol ?!, katanya lemah. Tenang, PDIP ini maksudnya bukan
parpol, tapi Penurunan Daya Ingat Permanen..hehe.
Penyakit DHK yang diderita si Oma
sejak beberapa tahun yang lalu menyebabkan wanita enampuluh tahunan ini menjadi
kurang mandiri di usia tuanya. Jalan Oma tertatih-tatih dan nafas pendek, bikin
Devila makin bosen jalan bergandengan. Kelamaan. Setelah memastikan oma duduk
manis didepan apotik menunggu giliran ngambil obat, Devil memilih nyari pojokan
buat bercengkrama dengan gadgetnya. Lagi-lagi Angela geleng-geleng kepala.
Dasar Devil dari dulu kamu
angkuh. Enak saja bilang Puskesmas kampungan, UPTD ini ujung tombak
penyelenggara Pelayanan Kesehatan Dasar. Fungsinya komprehensif ; Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif. Kamu ngerti ga sih, Vil?! Banyak tenaga
Profesional disini. Kesannya mungkin kerja di Puskesmas santai, tapi coba
bayangkan jika tenakes disini tidak bergerak, program ga jalan, bisa kacau nih
Indonesia. Jadi jangan asal ngomong ya..(Aih...Angela ga pernah marah kan, ya?..he).
Antrian Nomer 58 dipanggil, si
Oma tergopoh-gopoh menuju Bu Indah, Apoteker Cantik berjas putih tulang. Wajah Devila
yang awalnya kelihatan seneng karena bahagia penantian akan berakhir, seketika
kembali memperlihatkan tanduk dan sorot mata tajam demi melihat Sang Apoteker
yang membawa Si Oma ke ruang konsultasi obat. Angela kembali menarik nafas
sembari berfikir ; kenapa ya?, bawaannya Devila kesel aja liat orang melakukan
kebaikan ?, ga senang dan mensupport orang-orang yang ingin menyempurnakan
pengabdiannya ?. Mau kamu itu apa sih, Vil ?.
“Sini saya jelaskan” tegas Angela
menghampiri. “Devila, Apoteker itu punya 9 bintang. Perannya bukan sekedar
Menejer, Leader, tapi juga Care Giver. Ketika seorang Apoteker memberikan
Pelayanan Informasi Obat dan Konseling di Puskesmas bukan berarti mereka lagi
nambah-nambah pekerjaan. Tetapi memang disanalah mereka berperan. Coba, kamu
lihat berapa banyak kasus kesalahan penggunaan obat yang dilakukan masyarakat karna ketidakpahamannya, berapa banyak uang yang terbuang percuma
hanya karena cara dan waktu minum obat yang salah. Jika minum obat acak-acakan ga tepat waktu, konsentrasi obat tidak mencapai theurapetic range. Bukannya sembuh malah ga berefek, bahkan beresiko toksik. juga jika melewati range tersebut. Ok, ini bukan tentang
resepnya yang salah, tapi pasien yang kerap salah kaprah"
"Ketika si Oma
mendapat penjelasan kapan waktu minum obat yang benar, apa saja yang harus
diperhatikan selama mengkonsumsi obat dan lain sebagainya, itu justru akan
mempercepat proses penyembuhannya. Masyarakat sehat, BPJS juga senang bukan?,
Klaim obat ga bejibun. Harusnya kamu dukung ini, Devila..jangan meremehkan upaya
orang, ntar kamu tandukan lho”,sambung Angela panjang lebar.
Demi mendengar ceramah Angela,
Devila terdiam. Meskipun diamnya takkan kekal (dan takkan pernah). Si Oma kelihatan
sumbringah, ketika sudah tahu kapan saat yang tepat Metformin, Amlodipin dan
Simvastatin harus diminumnya. Setelah bersalaman dengan bu Indah, Si Oma
kembali pulang..sembari berdoa “Jayalah Apoteker Indonesia”.
***
Ini Jawaban Angela atas Tantangan Devila
Ikuti cerita kami di labirintoska.blogspot.co.id dan helenasysyifa.blogspot.id
Kamu akan dapat pencerahan terkait dunia obat disini
Selamat menikmati
Rancaakkk banna.... Terimakasih Angela.... kayaknya si Devila udah siap2 mengeluarkan tanduknya tuh... hihihi... okey siap2 tantangan berikutnya ya!
BalasHapusHaha..makasih Devila, ditunggu "pancingan" berikutnya...:))
BalasHapusWooowww!!! Saya banyak dapat ilmu baru nih. Hehhe. Kadang2 saya mikir apakah seorang apoteker bisa bertindak sebagai dokter? Kan sudah terbiasa baca resep dokter tuh..jadi seenggaknya tau kalau sakit ini obatnya APA dosisnya berapa. Menurut Uni bagaimana? Apasih sebenarnya perbedaan nyata seorang apoteker dan dokter selain ijin prkateknya???
BalasHapusMakasih, Mbak Sabrina Cantik...sudah berkunjung kesini. Jadi begini, mbak..Apoteker itu ahli dibidang obat. Dari berbagai aspek. Termasuk soal dosis dan pemilihan obat. Begitu Idealnya profesi kami. Nah Klo Dokter mendiagnosa penyakit. Jadi idealnya, perlu kerjasama yang solid antara apoteker dan dokter dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan pasien. Apoteker bisa memberikan obat kepada pasien, untuk obat-obat tertentu.
HapusKesimpulannya, jika ingin berkonsultasi terkait obat, hubungi apoteker..hehehe.