Hai Devila ? apa kabar ?, gimana,
si Oma sekarang ? Minum obatnya didampingikah ? Sesuai petunjuk yang dijelaskan
Apoteker kemaren tidak ?. Hmmm, mudah-mudahan kamu berubah jadi baik ,ya..ga
sebel terus-terusan seperti kemaren..hehhe.
Sore ini indah sekali, ada
lengkungan pelangi terlihat dari teras rumah. Sambil menyeduh secangkir teh
hangat, ia berencana melanjutkan tulisan yang dipersiapkan untuk sebuah
antologi. Hmm, Angela lagi semangat banget menulis nih. Hampir setiap hari
bercengkrama dengan keyboard laptop. Merangkai aksara hingga membentuk kalimat
sesuai hati dan imajinasi. Angela tahu, menjadi penulis itu tidak mudah, tapi
inilah proses yang sedang dijalani dan dinikmati. Tentang hasil, biarlah itu
urusan Allah, gumamnya.
Lha, Devila lagi ngapain itu
nyeramahin Oma nya?, bilang obat-obat yang oma dapat dari Puskesmas kemaren itu
cocoknya buat masyakat kelas MIPA (Apa ?, oya..Miskin dan Papa).
“ Ga, mentereng,
Oma..obat apaan ini ?, paling isinya juga tepung. Ih, obat generik..bukan level
kita oma. Mending beli obat Paten aja” ulasnya dengan senyum angkuh stadium 4.
“Eeeitsss.., ini ga bisa
dibiarkan dan harus diluruskan”, Angela bertekad. Jangan sampai deh, masyarakat
dibodoh-bodohi. Eh, apalagi tuh ! Katanya tajir, tapi minum obat dihemat-hemat
biar bisa nyisain uang buat arisan. Hahahha... Tajirmu nanggung, Vil..
Nah, biar kamu ga salah kaprah
lagi tentang apa itu obat Generik, Paten dan bermerek,denger keteranganku
baik-baik yaaaa...
Obat Paten yaitu hak paten buat
industri farmasi yang melakukan riset dan menemukan obat baru. Nah, untuk waktu
sekitar 20 tahun, industri Farmasi tersebut diberi kewenangan untuk memproduksi
dan memasarkan obat tersebut. Selama masa hak paten, tidak boleh ada industri
lain yang memproduksi dan memasarkan dengan nama generik tanpa izin. Contohnya
Amoxil, antibiotik yang ditemukan Beecham. Jadi, obat paten sebenernya hanya
satu merek. Dan, Paten disini bukan berarti obat yang paling ampuh..hehe,
mengerti kan, Vil ?
Jadi, ketika masa paten obat
tersebut suadah lewat, biasanya perusahaan farmasi bersaing untuk memproduksi
ala generiknya. Obat generik ini nama obat yang tertera sama dengan
kandungan zat aktif obat tersebut. Contohnya ; Parasetamol, Amoksisilin,
Klorfeniramin maleat, Isosorbid Dinitrat dan lain-lain.
Adalagi obat generik bermerek.
Ini yang banyak disebut masyarakat sebagai obat Paten. Obat Generik
bermerek ini adakah obat generik yang diberi merek dagang oleh perusahaan yang
memproduksinya, Contohnya ; Ponstan, Amoksan dan lain-lain.
Sesungguhnya, tak ada perbedaan
yang mendasar dalam proses pembuatan obat generik dan obat merek tadi.
Kandungan zat aktifnya sama. Mutu, manfaat, khasiatnya dan standar keamanannya
juga sama. Hanya saja kemasan dan tampilannya yang dibuat semenarik mungkin
oleh perusahaan yang memproduksi obat bermerek. Di bikin warna warni, disain
kemasan dibikin cantik dan dipromosikan seekslusif mungkin hingga harganya
melejit sampai 200% dibanding obat generik.
Bagaimana jelas, vil ?. kamu
masih mau bilang Obat Generik ga keren. .hhehhe. Sama, bray..yang penting kan khasiatnya..
Oya, satu lagi. Katanya kamu
hobby banget nyisa-nyisain obat. Ga dihabisin, jika sakit mulai reda, disimpen
dan sewaktu-waktu diminum lagi bila sakit. Ada antibiotik juga kamu sisain ? Amboooiiii..Devilla,
kamu belum baca ya tulisan Angela tentang Logika Antibiotika. Bahaya banget, jika minum antibiotik ga sesuai aturan. Duuuh..kamu harus sering-sering diskusi sama Apoteker ya, Vil..biar Update..
Sudah dulu ya..
Demikian penjelasan Angela..
Semoga bermanfaat..
***
Cerita Obat antara Devila dan Angela
Hanya ada di www.helenasysyifa.co.id dan www/labirintoska.co.id
0 komentar:
Posting Komentar