Sabtu, 23 April 2016

Lelaki Keren itu suka membaca! (Sebuah Catatan Di Hari Buku Sedunia)


Bismillah..
Beberapa hari tak menulis, karena sibuk yang masih terbilang tak seberapa dibanding Bang Syaiha, membuat rinduku mengharu biru. Entahlah, kangen saja rasanya merangkai aksara di "rumah cantik" yang sudah didekorasi sedemikan rupa ini.

Baiklah, demi menunggu suami yang sedari tadi sibuk dengan pertandingan futsalnya, kunikmati secangkir capuccino dan dua keping biskuit full coklat. Setelah itu, akan ku ajak kamu bernostalgia. Halaaah, penting amatkah? Anggap saja penting..hehehe

***

"Mau ikut mama ke pasar?" tanya mama padaku,  Helen kecil berusia 9 tahun. 
" Ga, ma..beliin saja nanti oleh-oleh. Mau buku cerita", jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari majalah Bobo yang sedang terbuka persis di halaman terakhir, kisah si Bona berbelalai panjang.
"Baiklah, kisah nabi Sulaiman sudah ada?" timpal mama sembari menyiapkan keranjang plastik buat dibawa ke pasar. Biasalah, ibu rumah tangga itu kan manajemennya keren, daripada beli kantong kresek untuk meletakkan belanjaan, mending keranjang khusus ditentengin dari rumah. 
"Nabi Nuh saja dulu, Ma. Cerita Nabi Sulaiman sudah pernah dibaca", jawabku.

Demikianlah setiap mama mau ke pasar, selalu pulang membawa buku cerita. Untuk majalah sering kuperoleh dari sepupu yang punya toko buku. Ananda dan Bobo, itu majalah kesukaanku. Pernah suatu hari saat pulang kampung sepupuku bilang sama papanya, "Pa, Helen itu suka sekali membaca, kata pengantar buku saja dibacanya". Tentu saja kalimat itu mengundang tawa seluruh keluarga, secara saat itu aku masih kelas empat SD. Masa dimana minat baca belum banyak dimiliki anak-anak. Sedangkan aku? majalah Intisari, Tempo yang biasa dibaca papa saja kubaca. Meskipun banyak kata yang tak kumengerti. Asal baca saja. Paling yang repot nanti adalah papa yang harus siap dengan pertanyaanku, "Pa, konsisten itu apa? komunikasi itu apa?". Jadilah beliau pusing mencari penjelasan yang tepat dan bisa kucerna.

Masa remaja, masanya huru hara. Rasanya tak terjadi padaku. Pulang sekolah, les. Sampai di rumah, istirahat, makan, belajar. Tak sedikitpun orangtua membebankan pekerjaan rumah padaku. Nyuci piring apalagi memasak, hampir tak pernah kulakukan. Kenapa ya? aku lupa. Rasanya setiap  sampai di rumah semuanya sudah beres. Mamaku seorang ibu rumah tangga dengan lima orang anak. Tapi jam 4 sore sudah bisa berdandan cantik menanti papa pulang kerja, anak-anak semua juga sudah mandi dan rapi. Telatennya Mamaku. Terima kasih, bunda..mmmmuuuaaach. Efeknya apa? awal menikah aku hanya bisa bikin telor mata sapi doank. Malangnya uda ku punya istri tak bisa masak, tapi sekarang sudah mulai pintar lho...bisa bikin sampadeh...hehehe. 

Kembali kepada hobi membaca. Bagiku, membaca itu penting. Buku itu bisa membawa imajinasiku berkeliling dunia. Contoh saja, aku serasa berada di Beijing ketika membaca novelnya Asma Nadia. Seakan jalan-jalan ke Kairo ketika dihanyutkan oleh tulisan Kang Abik. Semangatku memuncak ketika membaca buku-buku pergerakan. Hatiku yang gundah seakan dibasahi embun saat membaca taujih-taujih di Majalah Tarbawi. 

Aku melankolis. Klo suka sesuatu, pasti kubuntuti. Aku suka tulisannya Ustadz Anis Matta. Setiap buku beliau yang kutemui besar inginku untuk membeli. Suka tulisan Ustadz Cahyadi Takariawan, Salim, A Fillah, Fauzil Adzhim, Marpaung Parlindungan, Andrea Hirata. Selalu ku upayakan untuk menyediakan budget untuk mendapatkan buku-buku mereka. Meskipun, untuk itu aku harus menekan keinginan yang lain, misalnya gonta ganti tas, ngikutin tren sepatu. Aku ga suka ah..mending ngikutin launching buku penulis favorit.

Lelaki berkacamata lagi baca buku. Wowww, keren banget dimataku. Itu dulu, semasa kuliah. Sempat sih kuselipkan dalam doa " Allah, selain sholeh..aku juga pengen suami yang hobinya sama denganku. Suka baca buku dan dia juga cenderung pada buku-buku yang kuminati". Doa itu kutulis didalam diary..hihi

Kenapa lelaki suka membaca dimataku begitu keren?
1. Papaku cuma tamat SMA, tapi wawasannya luas. Diskusi apapun nyambung. Itu kenapa?, karna papa suka membaca
2. Lelaki suka membaca, pasti cerdas. Apalagi buku yang dibaca buku-buku bermutu. Jadi enak diajak diskusi
3. Lelaki suka membaca, akan lebih sabar. Membaca itu terbukti melatih kesabaran.
4. Lelaki suka membaca itu, banyak yang pake kacamata. Aku suka lelaki berkacamata..

Mau protes dengan pendapatku?...hehe, boleh-boleh saja. Tapi, secara tidak sadar kamu saat ini lagi membaca tulisan ini bukan? Jadi kamu masuk kategori keren ala Helen Widaya..hhahaha...


Have a nice weekend...
Selamat Hari Buku Sedunia


230416-bersama lelaki berkaca mata yang suka membaca.



7 komentar:

  1. Suami Uni seperti itukah? Bercanda Ni ... Jangan marah ya.

    BalasHapus
  2. Iya, alhamdulillah...suami uni juga suka baca. Buku yang disukainya juga miip dengan yang uni suka (kecuali Novel, beliau kurang suka), dan dia berkacamata...hehe. Makasih,mbak Nindy dah mampir...

    BalasHapus
  3. Co cweeetttt... asyiik aku dibilang keren sama uni... #karena baca tulisan uni ... hehe

    BalasHapus
  4. Co cweeetttt... asyiik aku dibilang keren sama uni... #karena baca tulisan uni ... hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehhee..mbak indri memang udah keren dari duluuu...hehehe...;)

      Hapus
  5. Kekuatan imajinasi. Mimpinya terwujud :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...:)

      Trimakasih, Mbak Heni..sudah berkunjung..

      Hapus