Hari itu saya nonton siaran talkshow ditelevisi, kali ini bintang tamunya adalah seorang artis yang belakangan sudah agak jarang muncul. Menyimak perbincangan mereka, hati saya tergelitik dengan closing question yang diajukan pada ibu tiga anak ini; "jadi sekarang apa yang menjadi impian anda?". Lalu dengan seulas senyum dan mata bulat yang merawang, perempuan cantik yang sempat terpuruk dengan masa lalunya ini menjawab , " Simple..Saya ingin bahagia. Itu saja". Lalu Sang Host kembali mempertegas , "Itu Saja ?" . Dengan anggukan pasti artis tersebut memberi kepastian atas ungkapannya.
Hidup bahagia, siapa yang tidak menginginkannya. Surga dunia baru terasa jika ada bahagia didada. Lain tidak. Bahagia selalu menjadi doa yang sering diucapkan untuk dan siapapun yang akan melangkah menuju pernikahan. Membahagiakan selalu menjadi cita-cita siapapun yang ada cinta dihatinya. Intinya, bahagia itu harapan, bahagia itu tujuan.
Adakah yang bisa menjelaskan apa defenisi bahagia ?, bisakah parameter bahagia untuk setiap personal diseragamkan ?...hhhmmm, saya rasa tidak. Defenisi untuk setiap orang itu berbeda-beda. Parameternya juga tak sama.
Semasa kuliah, pernah seorang senior sejurusan bercerita pada saya. Begini ;
Hari itu, Uda mampir ke sekolah tempat ibu mengajar. Dari jauh Uda melihat Cleaning Service yang setiap hari bertugas membersihkan sekolah. Disaat bapak itu sedang khusuk melaksanakan tugas yang telah puluhan tahun dilakoninya, tergerak hati untuk bercakap-cakap. Setelah dibuka dengan sapaan dan perbincangan ringan, lalu Uda tanya, "apakah bapak tidak bosan menjalani aktifitas ini ?". Lalu sambil menyandarkan sapu lidi pada sebuah pohon disampingnya bapak itu menjawab dengan mata berbinar, " Tidak, tidak pernah bosan. Bapak justru sangat bahagia". "Bahagia ?" teman saya itu bercerita kalau ia mempertegas pertanyaannya. Lalu si Bapak menjawab " Ya, bapak sangat bahagia. Karna Bahagia itu ada ketika kita bisa menikmati apa yang kita jalani. Bapak bahagia karna dengan pekerjaan ini bisa menafkahi keluarga. Meskipun tidak berlebihan, tapi kami tidak merasa kekurangan. Anak-anak bisa bersekolah dan mereka menghormati bapak sebagai imam dalam keluarga"
Sebuah defenisi dan parameter yang sederhana. Tetapi faktanya bapak itu bahagia. Sangat berbeda dengan pengakuan sang artis tadi yang merasa tak pernah bahagia. Padahal secara materi ia tak kekurangan. Bahkan jika bahagia itu bisa dibeli, pastilah ia mampu. Tapi faktanya ga da yang jual bukan ?
Ini baru cerita tentang dua orang yang berbeda. Saya yakin, jika kita tanya satu persatu, tentu akan ditemukan lagi jawaban yang beragam. Jelas bukan? kenapa defenisi dan parameter kebahagiaan itu sangat variatif ?
Lalu bagaimanakah cara agar kita bahagia ?. Tentu untuk pertanyaan ini ada cara yang bisa diseragamkan. Bahagia itu ada dihati. Pemilik dan Penguasa hati adalah Allah SWT. Dekati saja DIA. Beres. Insyaallah Syukur dan Sabar akan mengikuti. Nah, dengan 2 hal besar yang dianugerahi-NYA inilah nanti kita bisa melaksanakan apa yang dibilang Bapak Cleaning Service tadi " Bahagia itu adalah ketika kita bisa menikmati apa yang kita jalani dan miliki saat ini".
Apakah Anda Bahagia ?, mari kita tanya hati masing-masing..
Jika ada yang kurang, yuk bareng-bareeng mengadu syahdu pada-NYA..
Sekian Saja
Semoga Kita Bahagia Dunia Akhirat
Aamiin..
0 komentar:
Posting Komentar